Linda Gallery Tampilkan Karya Seniman Tiongkok di Pameran Patung Terbesar di PIK 2

Minggu, 25 Agustus 2024 – 09:56 WIB
Suasana pameran seni besutan Linda Gallery yang menghadirkan karya pematung terkenal asal Tiongkok Cai Zhisong, Ren Zhe, dan Jia Wei di Townhall, Indonesia Design District (IDD) PIK 2 hingga 1 September mendatang. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA UTARA - Patung-patung besar karya seniman kenamaan Cai Zhisong, Ren Zhe, dan Jia Wei tampak di Townhall, Indonesia Design District (IDD), PIK 2.

Ketiganya masuk dalam jajaran Top 10 Scluptors in China.

BACA JUGA: Bersama Linda Gallery, Nyoman Nuarta Siap Menggebrak Beijing Tahun Depan

Karya-karya seni langka itu bisa disaksikan masyarakat umum pada pameran besutan galeri seni rupa Linda Gallery tersebut.

Acara itu diklaim menjadi pameran patung terbesar yang pernah ada di Jakarta, bahkan Indonesia.

BACA JUGA: 1.949 Petugas Gabungan Kawal Aksi Demo di Sekitar Patung Kuda

"Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mengapresiasi dan mengoleksi karya-karya mereka yang langka dan terbatas," kata Owner Linda Gallery, Linda Ma di sela-sela pameran yang terbuka untuk umum hingga 1 September mendatang, Sabtu (24/8).

Dia mengungkapkan gelaran seni pameran bertajuk 'A Symphony of Art' yang buka setiap hari dari pukul 10.00-22.00 itu juga membuka kesempatan bagi kolektor seni untuk datang akhir pekan ini.

BACA JUGA: Canvas of Dreams, Wadah Eksplorasi Kreativitas Seniman Muda Menebar Kebaikan

Pada Minggu (25/8) pukul 17.00 dibuka sesi khusus untuk kolektor seni agar bisa hadir dalam event "collectors night".

Linda menjelaskan karya-karya para pematung tersebut sudah dikoleksi oleh kolektor penting di seluruh dunia, baik perorangan, galeri seni, maupun museum.

Karya ketiga seniman hebat itu juga sudah berhasil menembus rekor penjualan tinggi di balai lelang seni dunia, Christie's dan Sotheby's.

"Karya seni mereka ini sulit didapat karena langka dan dibuat sangat terbatas. Maka itu, bagi penikmat seni dan kolektor wajib datang ke sini untuk melihat langsung keindahan karya patung Cai Zhisong, Ren Zhe, dan Jia Wei,” imbuhnya.

Ketiga seniman memiliki karakter dan inspirasi masing-masing saat membuat karya patung yang rata-rata berukuran besar antara 1-2,5 meter itu.

Contohnya Cai Zhisong, pematung Tiongkok paling ikonik dan terkenal di zaman ini.

Pada 1997, Cai Zhisong lulus dari Akademi Seni Rupa Pusat bidang Patung.

Karena talentanya itu, dia pernah mendapat Penghargaan Taylor pada 2001 di Salon Musim Gugur Paris di usia 29 tahun.

Ini merupakan penghargaan tertinggi yang dimenangkan seniman Tiongkok dalam 103 tahun sejarahnya.

Pada 2012, dia terpilih sebagai '100 Pemimpin Seni' global pada sampul "Art Actuel" di Prancis.

Penghargaan bergengsi lain juga dia dapatkan pada 2016, yaitu China Robb Report Artis Tahunan 'Terbaik dari yang Terbaik'.

Linda mengatakan pengerjaan patung buatan Cai terkenal memakai bahan baku berkualitas, tingkat kesulitan dalam proses pengerjaan juga sangat tinggi, terlihat dari detail ikan arwana, rusa, dan burung merak yang seluruhnya terbuat dari titanium, perunggu, dan stainless steel.

"Lihat saja patung ikan arwana ini yang dibuat sangat detail dan bercita rasa seni tinggi sehingga tampak sangat hidup, " ujar Linda, sembari menunjuk patung ikan arwana berwarna emas.

Cai Zhisong banyak terinspirasi oleh alam yang digambarkan dalam rupa hewan yang lekat dengan budaya Tiongkok.

Beralih ke Ren Zhe, Linda menerangkan, meski sama-sama berpijak pada kebudayaan Tiongkok, karya Ren Zhe memiliki pesona yang berbeda.

Dalam seni pahat kontemporer di Tiongkok, Ren Zhe terkenal karena patung prajurit baja tahan karatnya yang menyampaikan rasa keheningan dan kekuatan yang berbobot.

Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh institusi di seluruh dunia dan telah memenangkan penghargaan bergengsi internasional.

"Sebagai pematung ia mampu konsisten dengan karakter patungnya selama hampir 20 tahun ini, memiliki karya Ren Zhe adalah sebuah investasi,” ucap Linda.

Di pameran seni yang didominasi patung perunggu yang berkilau, tampak partisi berwarna merah yang kontras muncul di tengah ruang pamer.

Deretan kuda nil lucu berderet dari yang paling besar ke sosok paling kecil bertajuk 'Ruhua Baby-Matrix Hippo' mencuri perhatian pengunjung pameran, utamanya pengunjung anak muda.

”Ini adalah karya pematung Jia Wei. Tidak hanya pematung, dia juga punya bertalenta melukis, " kata Linda.

Dia menjelaskan karakter utama dalam karya-karyanya adalah sosok gadis kecil bernama Ruhua.

Karya seni dalam seri Ruhua mengintip ke dalam perspektif Jia Wei dan merupakan perwujudan visual dari kritiknya terhadap dunia di sekitarnya.

Karakter animasi mencerminkan esensi kekanak-kanakan sang seniman dan mencerminkan 'anak batin' yang ia bawa dalam dirinya dari masa muda hingga dewasa.

Jia Wei, lanjut Linda, pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, namun melukis dan memahat membuka jalannya untuk healing dari badai hidupnya.

Karena karya seninya yang luar biasa, dalam 10 tahun terakhir, Jia Wei sudah mengantongi 568 awards.

Serial Ruhua dimaksudkan untuk merangkum esensi kreatif Jia Wei dalam jalur penyembuhan diri, terobosan, dan kelahiran kembali selama titik terendah dalam hidupnya.

Dalam pameran itu juga, sang seniman menampilkan karya seni yang tidak biasa, menggunakan ratusan ribu balok LEGO untuk membuat pahatan yang terlihat nyata.

Jia Wei tak hanya sukses sebagai seniman, tetapi juga berhasil menjadikan perusahaan desain miliknya menjadi nomor satu di Tiongkok. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler