jpnn.com, JAKARTA - PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) memperkenalkan hijab berstandar FRC (flame resistant clothing) yaitu pakaian kerja yang bahannya bisa mengurangi dampak risiko cedera akibat terbakar.
Pakaian FRC ini wajib dikenakan pegawai yang memasuki dan/atau bekerja di dalam area produksi minyak & gas dan fasilitas on plot listrik dan personel yang bekerja pada area operasi lapangan.
BACA JUGA: Merdeka! Dari Chevron, Blok Rokan Resmi ke Pertamina
Pakaian kerja ini berfungsi melindungi tubuh dari kontak dengan bahaya fisik, biologi, dan kimia di tempat kerja, misalnya: pancaran panas, sengatan lebah, gigitan nyamuk, percikan bahan kimia dan sebagainya.
“Hijab FRC ini merupakan upaya kami dalam menerapkan salah satu nilai perusahaan yaitu keberagaman dan inklusi (Diversity & Inclusion). Indonesia memiliki keunikan tersendiri dari segi keberagaman dan kami merangkul, mendengarkan masukan pegawai serta sangat menghargai ide yang diajukan pegawai kami," kata Manager Corporate Communication PT CPI Sonitha Poernomo.
BACA JUGA: Lelang Blok Rokan, Pertamina Bisa Kalah Lawan Chevron
Tim PT CPI melakukan riset khusus untuk hijab FRC dan kemudian mendesain serta memilih materi secara seksama untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan dalam penggunaannya.
"Produk ini sudah memenuhi standar nasional dan internasional. Penerapan Hijab FRC ini merupakan bukti kepedulian yang nyata dan PT CPI merupakan pelopor yang pertama menerapkan hal ini di industri migas Indonesia,” tutur Sonitha.
Tipe hijab FRC ini bisa digunakan dengan dua cara yaitu dimasukkan ke dalam pakaian dan juga bisa dikeluarkan, namun tetap dengan memperhatikan faktor keselamatannya.
PT. CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau. Dalam mengoperasikan blok migas, PT. CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy