jpnn.com - JAKARTA - Dengan mengguritasnya pasar-pasar modern seperti super market ataupun minimarket, pasar tradisional bisa hilang. Pasar bagi rakyat kecil ini kalah bersaing dengan bisnis retail yang menjadi rantai distributor kelas besar berskala nasional ataupun internasional yang umumnya menguntungkan pemain modal besar.
Pernyataan ini disampaikan Rommy, calon anggota DPD dari DKI Jakarta menanggapi terabaikannya nasib pasar tradisional. Kata dia, perlu peran negara untuk melindungi pasar tradisional agar benar-benar tidak punah.
BACA JUGA: Cegah Banjir, Jababeka Bakal Bangun Waduk
"Ini dampak pasar bebas. Ya memang semacam ini. Siapa bermodal besar tentunya bisa punya pengaruh lebih besar di pasar. Untuk itulah diperlukan peran negara untuk menyeimbangkannya dengan mengusung tema fair trade," kata Rommy di Jakarta, Jumat 20/12).
Calon legislator bertagline si Anak Kampung ini mengatakan perlu ada upaya agar pemain kecil juga bisa ikut menikmati dan bermain juga dalam perekonomian. Caranya kata dia, pemain besar merangkul petani-petani dengan membeli dengan harga yang menguntungkan petani, lalu menjual juga dengan harga yang wajar.
BACA JUGA: 2014, Tunjangan PNS Naik
Rommy mengatakan Indonesia perlu mencontoh Vietnam dalam bisnis retailer yang membuat program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan cara melatih petani agar hasil panennya punya kualitas yang kompetitif. Dengan begitu, pihak retailer bisa membeli hasil dari petani kecil ini untuk dipasok di supermarket/mini market mereka. Ini yang dinamakan simbiosis mutualisme, dan ada pemenuhan tanggung jawab sosial dari pihak corporate.
"Nah, fungsi corporate yang baik semacam ini kan seribu satu lah kita temukan alias langka. Untuk itulah, fungsi pasar tradisional masih menjadi andalan bagi petani-petani kecil dan lokal untuk menyalurkan hasil panen-nya," ucapnya.
BACA JUGA: Rancang Fly Over Lewati Kuburan
Makanya kata Rommy, untuk memproteksi petani kecil dan lokal serta pedagang di pasar tradisional, maka peran pemerintah di Jakarta sangat diperlukan. Yang utama kata dia adalah melestarikan keberadaan pasar tradisional.
Selanjutnya, mengembangkan pasar, yang tadinya terkesan kumuh, becek, lecek, yang membuat orang malas untuk berbelanja di pasar. Jika dibuat bersih, nyaman dari terpaan hujan dan panas, pasar tradisional bisa jadi nyaman untuk tempat tongkrong banyak orang," pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngantuk, Tiga Orang Kritis
Redaktur : Tim Redaksi