Lintasarta Mendorong Penggunaan Teknologi Digital untuk Pengembangan Desa Wisata

Jumat, 16 Juli 2021 – 06:32 WIB
Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar saat menjadi panelis Talk Show bertajuk 'Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah', Kamis (15/7). Foto: Tangkapan layar/Lintasarta

jpnn.com, JAKARTA - Lintasarta mendorong seluruh pemerintah daerah untuk menggunakan teknologi digital dan membangun Desa Wisata berbasis Smart City dan Smart Tourism.

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar mengatakan, hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan para turis dalam mengakses wilayah pariwisata, sehingga pertumbuhan ekonomi daerah terus meningkat.

BACA JUGA: Jumlah Peminat Beasiswa Lintasarta Digischool 2021 Melonjak 3 Kali Lipat

“Selama ini, komitmen pemerintah dan operator untuk membangun akses komunikasi dan Internet sangat serius. Maka itu, mari berkolaborasi bersama untuk membangun pariwisata ekonomi Indonesia menjadi lebih pintar, kota demi kota, dan kita tingkatkan aktivitasnya bersama-sama,” kata Arya Damar saat menjadi panelis dalam Talk Show bertajuk 'Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah' pada Investor Daily Summit 2021, Kamis (15/7).

Diketahui, Lintasarta merupakan perusahan Total Solutions Information and Communication Technology (ICT) terkemuka di Indonesia.

BACA JUGA: Sandiaga Sebut Penyaluran Dana Hibah Pariwisata Bakal Dikebut Pasca-PPKM Darurat

Talk show juga dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda.

Arya Damar menjelaskan, teknologi, informasi, dan komunikasi merupakan komponen utama yang dibutuhkan untuk memasarkan industri pariwisata kepada masyarakat secara lebih luas.

BACA JUGA: Serangan Varian Delta Mengerikan, WHO Khawatir Mengarah jadi Bencana

Pada dasarnya, ICT sangat berperan dalam kemajuan pariwisata Indonesia. Hal ini mencakup tiga komponen, yakni infrastruktur, digitalisasi, dan smart city.

Pertama, komponen infrastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur ICT hingga menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

“Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur BTS 4G dan VPS oleh Kominfo untuk melayani aplikasi terpusat kota dan kabupaten (shared-service infrastructure). Setelah infrastruktur dikembangkan, maka selanjutnya adalah mendorong digitalisasi,” terang Arya.

Kedua, mendorong digitalisasi yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah melalui penggunaan teknologi digital.

Misalnya, penggunaan QRIS untuk pembayaran tanpa kontak fisik (contactless payment), e-Perijinan, e-Planning, e-UMKM, e-Tourism, dan e-Farmer.

Ketiga, Smart City. Sistem Kota Cerdas mampu meningkatkan pelayanan dan menjadi alat bantu bagi para pembuat kebijakan (data driven decision making).

Konsep Smart City juga mencakup implementasi business intelligence atau big data, melakukan sharing data yang dapat digunakan komunitas pengembang.

“Intinya, bagaimana mendigitalisasi infrastruktur, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan sektor pariwisata,” kata Arya.

Beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas memerlukan teknologi inti, yaitu Cloud.

IDC memperkirakan penggunaan Cloud pada seluruh sektor industri di Indonesia akan melesat menjadi Rp 27,3 miliar atau mencapai 201,8 persen pada 2025. Tercatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) meningkat hingga 31,8 persen dari Rp 9,1 miliar pada 2021.

Dikatakan, demi berkontribusi dalam pengembangan industri pariwisata nasional, Lintasarta berupaya menunjang ICT di Indonesia melalui penyediaan Cloud yang dapat digunakan oleh industri pariwisata.

Sistem komputasi awan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan di sektor pariwisata, serta para wisatawan agar memperoleh kemudahan dalam berbagai akses saat menjalankan aktivitas pariwisata.

Arya mengatakan, Lintasarta sebagai perusahaan ICT ternama di Indonesia yang lebih dari 3 dekade membantu berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnis, memperkenalkan kembali solusi Cloud dengan nama Lintasarta Cloudeka.

Arya menuturkan, Lintasarta Cloudeka merupakan penyedia Cloud karya anak bangsa nomor 1 di Indonesia yang dapat diandalkan untuk membangun serta memelihara kemitraan yang kuat guna meningkatkan bisnis lokal melalui penyediaan layanan Cloud yang menyeluruh.

Melalui penggunaan Cloud, para pengguna bisa menghasilkan aplikasi digital yang dapat digunakan untuk kemudahan aktivitas pariwisata. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun perusahaan yang terkait dengan sektor pariwisata. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler