Sandiaga Sebut Penyaluran Dana Hibah Pariwisata Bakal Dikebut Pasca-PPKM Darurat

Minggu, 04 Juli 2021 – 21:30 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Foto Kemenparekraf

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memberlakukan PPKM Darurat di Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 akibat kasus Covid-19  yang makin mengganas di Indonesia.

Kebijakan tersebut kembali menutup seluruh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), terhitung mulai dari tanggal 3-20 Juli 2021.

BACA JUGA: 6 Tahanan BNN Sumut Kabur, Brigjen Atrial: Petugas Jaga Disiram Air Cabe

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, PPKM Darurat ini merupakan pukulan telak bagi sektor parekraf yang kini mulai kembali bangkit.

"Sektor ini lagi betul-betul menghadapi satu tantangan yang sangat-sangat berat dan turbulensi ini dihadapi oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, memang sebelumnya pernah. Tetapi nggak pernah se-uncertainty (ketidakpastian), se-kompleks dan seberat ini," ungkap Sandiaga, Sabtu (3/7/2021).

BACA JUGA: Bocah 3 Tahun Meregang Nyawa Dianiaya Ayah Tiri, Kondisi Mengenaskan

"Sehingga kita memang harus memberikan perhatian lebih kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan. Karena ada lebih dari 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan penghidupannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tambahnya.

Penerapan PPKM Darurat diharapkannya dapat dipatuhi oleh seluruh masyarakat, khususnya pelaku usaha parekraf. Sehingga, seluruh program kerja pemulihan sektor parekraf, termasuk penyaluran dana hibah dapat dipercepat paska-PPKM Darurat.

BACA JUGA: Polisi Obok-Obok Eks Lokalisasi Teratai Putih, Ratusan Pengunjung Diamankan

"Jadi tantangannya gimana kita, Kemenparekraf bisa menghadirkan kebijakan yang tepat manfaat, tepat sasaran dan tepat waktu," ungkap Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, pandemi COVID-19 telah memaksa seluruh pihak untuk meningkatkan keterampilan. Tujuannya guna mengakselerasi seluruh program inovasi, adaptasi, digitalisasi maupun kolaborasi.

"Kita berpacu dengan waktu, makanya saya bilang, we don't have time, semuanya suffering (menderita) dan kita harus hadir," imbuhnya.

Kehadiran pemerintah dalam mengurangi beban masyarakat yang terdesak pandemi COVID-19 ditegaskannya harus dilakukan.
Pasalnya, pemerintah memiliki tiga alat terpenting untuk keluar dari keterpurukan, antara lain kebijakan, anggaran dan pendampingan.

Dengan kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat, Sandiaga Uno meyakini mereka yang terdampak merasa diperhatikan, tersentuh dan dimanusiakan.
"Ini yang menjadi tantangan kita. Ya ini masa-masa yang sangat berat ya," ungkap Sandiaga.

Walau begitu, dirinya mengaku mengambil hikmah dari seluruh rentetan peristiwa yang terjadi sejak COVID-19 mewabah di Indonesia. Termasuk kehidupannya yang kini berubah dari sebelumnya seorang pengusaha sukses menjadi seorang pejabat negara.

Kisah kehidupannya selama sepuluh tahun itu terangkum dalam sebuah artikel yang mengupas tentang kehidupannya sepuluh tahun lalu atau tahun 2011 dengan kehidupannya saat ini.

Dalam artikel tersebut tergambar jelas perbedaan kehidupannya, berikut beragam masalah yang dihadapinya saat ini. Masalah yang diakuinya lebih kompleks dibandingkan dengan bisnis yang dilakoninya sepuluh tahun yang lalu.

"Kemarin ada yang ngirim artikel lucu banget, analis yang mengupas tentang sepuluh tahun gue, jadi 2011 gue seperti apa dan 202. Jadi mereka bilang bahwa dunia investasi, keuangan, private equity itu mungkin kompleks, tapi belum pernah ada yang lebih se-kompleks kejadian seperti yang dialami oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," papar Sandiaga.

BACA JUGA: Bripka SP Ditangkap di Indekos, Kasusnya Bikin Malu Polri

"Jadi ya itu yang harus kita sama-sama solusikan," katanya.(dkk/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler