Lion Air Borong 230 Pesawat Senilai Rp 195 Triliun

Sabtu, 19 November 2011 – 07:07 WIB

NUSA DUA - Maskapai penerbangan Lion Air memesan 230 pesawat dari Boeing senilai USD 21,7 miliar atau setara dengan Rp 195 triliunPemesanan tersebut menjadikan Lion Air sebagai konsumen terbesar Boeing baik dalam ukuran nilai penjualan maupun jumlah pesawat.

Perwakilan Lion dan Boeing telah menandatangani perjanjian pembelian 201 buah pesawat Boeing 737 MAX dan 29 unit Boeing 737-900ER di depan Presiden Obama dan Presiden SBY di sela-sela KTT ASEAN-AS di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11).

"Kami bangga Lion Air memilih B-737 sekali lagi, yang makin mempererat kemitraan sukses kami selama ini," tandas Presiden dan CEO Boeing Commercial Airplanes Jim Albaugh.

Dengan pembelian tersebut, Lion Air memperoleh opsi membeli 150 pesawat lain dengan nilai USD 14 miliar

BACA JUGA: Bursa Dilanda Aksi Jual

Nilai pembelian per pesawat tidak diumumkan karena produsen biasanya memberikan paket diskon dan opsi fasilitas tambahan pada pembeli spesial.

Ke-230 pesawat tersebut di luar pembelian 178 unit pesawat 737-900ER yang telah dikirim secara bertahap sejak 2007
Pesawat senilai Rp 79 triliun tersebut datang bertahap rata-rata 20 pesawat per tahun hingga 2017

BACA JUGA: Ciputra Grup Siapkan Rp 10 Miliar untuk Pelanggan

Sementara pesawat yang dibeli hari ini akan datang secara bertahap mulai 2017 hingga 2025.

Menurut Albaugh, Lion Air adalah maskapai pengguna pertama varian B-737-900ER di dunia
Kini Lion akan menjadi maskapai Asia pertama yang memesan B-737-MAX, varian terbaru yang diproyeksi menggantikan generasi B-737 NG (Next Generation)

BACA JUGA: Distributor Blackberry Siapkan IPO

Pesawat yang dibuat untuk menyaingi Airbus A320 Neo ini diklaim lebih hemat bahan bakar 10-20 persen dibanding pesawat seri sebelumnya.

"Pesawat 737 MAX akan menjadi masa depan Lion AirPesawat berteknologi tinggi dan sangat efisien ini akan membantu Lion Air mempertahankan harga tiket yang rendah dan memungkinkan kami membuka tujuan-tujuan baru karena pesawat ini memiliki daya jelajah yang lebih besar," tutur Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana.

Armada baru Lion Air akan digunakan untuk ekspansi membuka rute luar negeriSejumlah rute internasional yang diminati Lion, diantaranya, Australia, Jepang, Korea, dan TiongkokDengan tambahan pesawat tersebut, Lion Air "menargetkan mampu melayani 20 juta penumpang per tahun

Selain memesan Boeing, Lion Air tahun ini juga memesan enam unit ATR 72-500 yang menjadi bagian dari kesepakatan pembelian 30 pesawat yang akan dioperasikan Wings Air, anak perusahaan Lion AirSaat ini, Lion Air dan Wings Air mengoperasikan 101 pesawat.

Selain membawa kontrak pembelian pesawat, Presiden Obama juga dikabarkan menjemput kontrak pembelian 50 buah mesin pesawat CFM56 produksi General Electric senilai USD 1,3 miliar dari maskapai flag carrier Garuda IndonesiaPresiden Obama juga menyaksikan penandatanganan nota pembelian 100 unit lokomotif General Electric kepada PT Kereta Api IndonesiaNamun, nilai pembelian tidak dibuka pada publik.

Kontrak-kontrak dengan total puluhan miliar USD tersebut didorong oleh pemerintahan Obama karena mampu menyumbang sedikitnya 120 ribu lapangan kerja dari 43 kontraktor Boeing yang tersebar di sejumlah negara bagian di Amerika SerikatKontrak-kontrak tersebut juga diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi Amerika yang tengah mengalami perlambatan

"Kesepakatan bernilai miliaran USD antara Lion Air, salah satu maskapai dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan Boeing akan menghasilkan lebih dari 100 ribu pekerjaan di Amerika untuk jangka panjang," kata Obama.

Menurut pria kelahiran Hawaii tersebut, kesepakatan yang ditandatangani Senior Vice Presiden Boeing Ray Corner dan Presdir Lion Rusdi Kirana tersebut adalah contoh nyata upayanya menggenjot ekspor dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan.

"Ini adalah kesepakatan win-winPenumpang di sini memperoleh manfaat, warga AS juga dapat keamanan pekerjaan untuk jangka waktu lama," terangnya.(noe/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BTN Turunkan Bunga Kredit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler