Lion Air Harus Istirahatkan 13 Pesawat

Bisa Picu Tarif Naik

Kamis, 14 Juli 2011 – 06:46 WIB

JAKARTA - Pemerintah meminta maskapai Lion Air melakukan aksi perbaikan dalam upaya meningkatkan keselamatan dan ketepatan jadwal penerbanganUntuk itu dalam waktu dekat maskapai milik pengusaha Rusdi Kirana itu wajib mengistirahatkan (stand-by) belasan pesawatnya dalam rangka mengurangi produksi penerbangan

BACA JUGA: IHSG Mendekati 4.000 Lagi



"Lion Air diminta mengistirahatkan 10-13 armada pesawatnya yang dimulai tiga minggu ke depan," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda setelah Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR, Rabu (13/7)
Kebijakan ini merupakan upaya pembinaan yang dilakukan regulator menyusul seringnya kejadian delay oleh maskapai penerbangan Lion Air.

Menurut Herry, keterlambatan itu dampaknya sangat merugikan bagi konsumen

BACA JUGA: Pertamina Ekspansi ke Korea

Langkah tersebut merupakan hasil evaluasi antara Kementerian Perhubungan dengan manajemen Lion Air untuk meningkatkan pelayanan Lion Air
"Pengurangan produksi ini berarti menambah waktu ground time pesawat yang diharapkan akan menciptakan keseimbangan (balance) antara crew dan jumlah pesawat," tuturnya.

Dengan begitu dia berharap delay yang sering terjadi pada maskapai tersebut akan berkurang

BACA JUGA: APPI Dukung UU Penyiaran Dibawa ke MK

Herry mengakui, kebijakan ini bisa jadi akan berdampak pada pengurangan rute yang dilayani Lion Air serta juga berdampak pada tarif, karena demand tetap tetapi supply berkurang"Bisa jadi tarif akan naik tetapi tidak akan melampui batas atas kelas ekonomi kan," ungkapnya

Sebelumnya menyusul kejadian delay yang seringkali terjadi pada Lion Air, Kementerian Perhubungan pada 13 Juni 2011 telah mengeluarkan surat peringatanNamun, maskapai berloho singa ini mengklaim penyebabnya adalah mereka tengah melaksanakan pergantian sistem pengaturan crew dan membutuhkan waktu agar bisa kembali normalNamun, pada kenyataannya penerbangan Lion Air masih sering terlambat dan masyarakat konsumen tidak mendapatkan kepastian sampai kapan keterlambatan penerbangan tersebut dapat teratasi.

Sementara itu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengaku sedang membahas instruksi pemerintah ituSebagai perusahaan penerbangan swasta nasional, pihaknya berkomitmen untuk terus berusaha dan berbenah diri dalam meningkatkan pelayanan dan kepuasan bagi pelanggan dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first)"Kita terus berusaha meningkatkan ketepatan waktu jadwal penerbangan," tegasnya.

Salah satu cara yang dikaji bukan dengan mengurangi pesawat yang beroperasi, tetapi justru dengan menambah pesawat cadangan di beberapa bandara dan menambah waktu pesawat di darat (ground time)"Penyediaan pesawat cadangan tersebut dimaksudkan untuk dapat digunakan untuk menggantikan apabila terdapat pesawat yang harus mengalami perbaikan atau terdapat pesawat yang mengalami keterlambatan kedatangan dari bandara sebelumnya," kata dia.

Penambahan waktu pesawat di darat (ground time) bertujuan agar waktu penanganan penumpang (check in), penanganan bagasi, dan penanganan pesawat (ground handling) dapat ditingkatkan mutunya menjadi lebih baikSelain peningkatan pelayanan tersebut, peremajaan armada juga merupakan salah satu komitmen Lion Air untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan"Tahun-tahun mendatang Lion Air akan terus mendatangkan pesawat-pesawat baru," jelasnya(wir/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Stop Kontrak Pilot Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler