Lion Parcel, Bisnis Logistik yang Makin Berjaya

Kamis, 14 Maret 2019 – 04:50 WIB
Ilustrasi e-commerce. Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) pada 2018 ada sekitar 30 juta pembeli online di negeri ini, di mana jumlah tersebut tumbuh rata-rata 12 persen setiap tahunnya.

Tidak hanya perusahaan logistik skala besar, pelaku usaha logistik kelas UMKM pun ikut kecipratan rezeki dari kirim mengirim barang. Seperti yang dirasakan oleh Sanal Riyadi.

BACA JUGA: Kemajuan Teknologi Tuntut Pelaku Usaha Modifikasi Strategi Bisnis

Pemuda 29 tahun ini belakangan tengah sibuk mengembangkan bisnis logistik yang baru dirintisnya pada Juli 2017 lalu. Meski baru berjalan kurang dari dua tahun, omzetnya sudah mencapai puluhan juta per bulan.

“Kakak saya sangat suka sekali belanja online, lalu saya melihat ada peluang di bisnis logistik dari perkembangan belanja online itu,” ujar Riyadi, Rabu (13/3).

BACA JUGA: Cara Mudah UMKM Dapatkan Sertifikat Halal

Pria lulusan sarjana Sastra Inggris dari salah satu universitas ternama di Jakarta itu mengaku awalnya bekerja di salah satu perusahaan asuransi yang cukup besar.

Namun setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan tersebut, dia merasa kurang sreg.

BACA JUGA: Industri Kecil dan Menengah Mulai Menggeliat

Kemudian ada seorang teman yang merekomendasikan untuk ikut membuka bisnis logistik. Modal untuk membuka usaha ini pun cukup terjangkau, yakni hanya deposit Rp1 juta saja dan memiliki tempat usaha yang bisa dipakai hingga dua tahun lamanya serta barang-barang seperti komputer, internet dan keperluan lainnya.

“Pada Mei 2017 saya ditawari jadi agen logistik Lion Parcel, dan pada Juli 2017 saya langsung berhenti dan buka bisnis logistik,” katanya.

Saat memulai usaha sebagai Point of Sales (POS) Lion Parcel di Jakarta Timur, dia mengaku kesulitan, dan seluruh pekerjaan  dikerjakan seorang diri. 

Mulai dari mengukur berat, volume barang, hingga melakukan packing ulang agar barang terkirim lebih aman sampai di tujuan.

Rintangan lainnya adalah persaingan bisnis dengan pemain lain di bidang yang sama. Untuk itu, dia rajin mencari pelanggan yang menjajakan produk-produk secara online, agar memakai jasa pengiriman barang miliknya.

Berawal dari kirim barang hanya 3 kilogram, kekurangan saldo, mendapat barang yang reject-an, sudah dirasakam Riyadi.

Namun, kini dia bangga memiliki usaha sendiri dengan pendapatan mencapai Rp40 juta per bulan.

Riyadi juga sudah mampu menghidupi beberapa karyawan untuk administrasi, kurir, dan juga beberapa armada transportasi untuk pick up barang.

“Memang awalnya tidak mudah, tapi mimpi saya untuk berusaha lebih kuat sehingga saya yakin membangun bisnis ini. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil sih,” katanya.

Salah satu pelaku UMKM lain yang juga cukup berhasil adalah Maria Amanda. Baru dua tahun mantan karyawan salah satu perusahaan multinasional itu menekuni bisnis logistik.

Pada April 2017, Maria memutuskan untuk membuka satu kios Lion Parcel di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Dari awalnya mendapat paket kiriman 5 kilogram perhari, kini kiriman yang harus dia tangani mencapai ratusan kilo setiap harinya.

Meski Lion Parcel masih pemain baru dan belum begitu dikenal masyarakat dibanding nama perusahaan logistik lainnya. Namun justru itu yang membuat perusahaan tersebut memiliki peluang untuk tumbuh lebih besar.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokoin Ambil Langkah Revolusioner Kembangkan UMKM Lokal


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler