jpnn.com - TOKYO - Sedikitnya sebelas orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya hilang, usai hujan deras karena badai tropis Lionrock melanda Jepang. Sembilan korban tewas di antaranya adalah manula yang tinggal di panti jompo Kota Iwaizumi, Prefektur Iwate. Mereka berusia 80–90 tahun.
Sungai Omoto di dekat fasilitas itu meluap dan mengakibatkan banjir disertai lumpur. Arus air banjir yang cukup kuat tersebut menyerbu area dalam panti. Para manula tersebut tidak bisa melarikan diri. Jenazah mereka ditemukan dengan kondisi sebagian tertutup lumpur. "Polisi tengah berupaya mengonfirmasi identitas jenazah-jenazah tersebut,” ujar Juru Bicara Kepolisian Prefektur Iwate Shuko Sakamoto Rabu (31/8).
BACA JUGA: Hamdalah, Presiden Duterte Izinkan 177 WNI Berpaspor Filipina Dipulangkan
Pemerintah kota tidak memperingatkan kemungkinan adanya banjir dan kemungkinan sungai meluap. Karena itu, warga tak sempat menyelamatkan diri saat banjir datang, bahkan mencapai ketinggian 6,6 meter.
Media lokal menyebutkan bahwa gedung panti yang tergenang air tersebut khusus menampung manula yang menderita demensia. Sebanyak 86 petugas panti dan manula yang lainnya berada di gedung lain di panti jompo tersebut. Dua jenazah lainnya juga berasal dari Iwaizumi. Satu jenazah adalah perempuan tua yang ditemukan meninggal di dekat rumahnya yang terendam banjir. Satu jenazah lagi ditemukan di dekat panti jompo di atas. Tim penyelamat sudah dikerahkan ke Iwaizumi untuk mencari kemungkinan adanya korban yang lain.
BACA JUGA: Tiga Negara Peringatkan Warganya Jangan ke Singapura
Badai Lionrock menyapu wilayah utara Jepang pada Selasa sore (30/8). Badai tersebut disertai hujan deras dan angin berkekuatan 160 kilometer per jam. Sebagian wilayah utara Pulau Hokkaido juga terendam air. Listrik di beberapa wilayah pun terputus lantaran badai tersebut. Beberapa jembatan di Hokkaido ambruk karena derasnya arus air. Tiga mobil terjatuh ke sungai dan terbawa arus di Kota Taiki, Shimizu, dan Shintoku. Sangat mungkin di setiap mobil ada satu orang.
”Di Kota Minamifurano debit air masih tinggi dan arusnya deras. Tim penyelamat menggunakan helikopter untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di atap rumahnya ataupun di mobil-mobil mereka,” terang Terumi Kohan, pejabat di Hokkaido. (afp/reuters/the japan times/sha/c10/any/jpnn)
BACA JUGA: Mantan Kembar Siam Sukacita Mencoba Seragam Sekolah Pertama Mereka
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2.000 Nyawa Melayang, Disebut Genosida Presiden Berang
Redaktur : Tim Redaksi