BACA JUGA: Banten Rawan Tabung Gas Palsu
Kemudian tahun depan ditingkatkan menjadi 11 MW.“Mengolah listrik dari sampah ini butuh waktu lama
BACA JUGA: Bocah Korban Tabung Gas Meninggal
Target 26 MW bisa diselesaikan 2013,” ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna.Untuk bisa menghasilkan listrik, tumpukan sampah harus dipastikan terpenuhi jumlah gas metannya
BACA JUGA: Jamin Tabung Elpiji Aman
Jika jumlah gas metan tidak cukup banyak, daya listrik yang dihasilkan juga tidak akan stabilKondisi tersebut terjadi jika sampah terkena air hujanAtau sampah banyak tercampur dengan air limbahSehingga, ketika turun hujan, sampah harus dipastikan keringAgar gas metan bisa tetap stabil.Dalam jangka panjang, Eko memastikan, pengolahan listrik bisa berjalan lancar dengan semakin banyaknya produksi sampahSeluruhnya bisa diolah menjadi listrik, kompos dan bijih plastik khusus untuk sampah yang tidak bisa diurai oleh tanahTimbunan sampah saat ini sebanyak 6.500 ton lebih per hari akan terus bertambah setiap tahunnyaPada 2020, produksi sampah akan mencapai 7.200 ton per hari.
Kemudian pada 2030, sampah akan mencapai 9.050 ton per hariSementara, DKI hanya memiliki tempat pengelolaan sampah dengan kapasitas besar di TPST Bantargebang serta TPST CiangirYang beroperasi baru TPST Bantargebang“Kapasitas mesin di Bantargebang hanya 4.500 tonKapasitas akan diturunkan 3000 ton pada 2013 setelah TPST Ciangir beroperasi,” terangnya
Dalam pengelolaan listrik di TPST Bantargebang memang tidak menggunakan insenerator lantaran dengan sistem tersebut masih ada residuSampah bisa habis jika insenerator yang dipakai dengan menggunakan energi panas di atas 1.200 derajat celciusSementara dengan mesin tersebut, harganya tidak terjangkauCukup mahalSehingga, dengan cara sanitary landfill yang dipadu dengan teknologi, pengelolaan sampah bisa lebih efektif, terjangkau dan tidak mengganggu lingkungan
“Dalam kota juga dikembangkan pengelolaan sampahCakung Cilincing 300 ton per hariRencananya akan ditingkatkan 1000 tonSekarang baru menghasilkan komposBelum sampai mengelola listrik,” ungkapnya
Selain itu, pengelolaan sampah dalam kota juga dilakukan SPA SunterDi tempat tersebut, pengelolaan sampah difokuskan untuk mengepres sampah dan belum sampai mengolahDengan cara dipres, sampah yang akan diangkut ke Bantargebang bisa lebih padatJika sebelum dipres sampah bisa sampai dua truk, setelah dipres bisa cukup satu truk
Selain itu, pengelolaan sampah juga dibangun di MarundaLokasinya satu lokasi dengan wadukDari total luas 76 hektare, untuk pengelolaan sampah dijatah 12 hektareTempat pengelolaan sampah tersebut masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)Rencananya, pengelolaan sampah tersebut difokuskan untuk sampah laut dan limbah kapal
“Jadi setelah tempat pengelolaan sampah dalam kota terbangun seluruhnya, pengelolaan sampah bisa dibagi merataSebanyak 3000 ton di Bantargebang, 3000 ton di Ciangir, 1000 ton di Cakung Cilincing dan 1000 ton di MarundaTapi dalam jangka panjang, pengelolaan sampah dari sumbernya yang lebih ditingkatkan,” tambah Kepala Bidang Pengendalian dan Penanganan Kebersihan Dinas Kebersihan DKI Djoko Suratmo(aak/rul/pes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trans Jakarta Tabrak Wanita Hamil
Redaktur : Tim Redaksi