jpnn.com, JAKARTA - Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo berkomitmen memperhatikan secara serius berbagai kritik dan persepsi negatif masyarakat terhadap kinerja Korps Bhayangkara.
Dia menyebut beberapa isu yang menjadi sorotan seperti pelayanan publik yang dirasakan sebagian masyarakat masih berbelit-belit, serta ucapan, sikap, dan perilaku oknum anggota yang kasar dan arogan.
BACA JUGA: Lolos Fit and Proper Test, Listyo Sigit Prabowo Direstui Jadi KapolriÂ
Hal negatif lain adalah adanya dugaan berbagai pungutan liar alias pungli di sektor pelayanan, kebiasaan suka mencari-cari kesalahan, mengutamakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah.
Tidak hanya itu, kata Sigit, ada pula persoalan penanganan kasus yang terkesan tebang pilih, keberpihakan dalam proses penanganan tindak pidana dan menampilkan perilaku yang menimbulkan kebencian di masyarakat.
BACA JUGA: Pengumuman, Faisal Kembalikan Setumpuk Uang Pengganti Korupsi ke Negara, Sebegini Jumlahnya
"Meskipun masih ada pandangan negatif terhadap Polri, namun tentunya kami juga mendapat gambaran tingkat kepuasan publik terhadap institusi Polri yang makin menunjukkan arah optimistis," kata Sigit saat uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Kapolri di Komisi III DPR, Rabu (20/1).
Sigit menambahkan, hasil survei MarkPlus Inc, Januari 2021, menunjukkan kepuasan masyarakat meliputi aspek kompetensi, sikap, sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung, kinerja, budaya, komunikasi dalam pelayanan mendapat hasil yang cukup baik.
BACA JUGA: Prediksi Pilpres 2024: Anies-AHY Vs Prabowo-Puan atau Ganjar?
Selain itu, ujar dia, beberapa hasil survei dari sejumlah lembaga kredibel seperti Alvara Research, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), maupun Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepercayaan Polri masih menempati posisi ketiga.
"Dengan demikian, secara umum kepuasaan dan kepercayaan publik terhadap lembaga Polri dinilai lembaga tersebut cukup baik meskipun perlu ada peningkatan dan penyempurnaan sungguh-sungguh," kata kepala Bareskrim Polri itu.
Sigit memastikan Polri ke depan tidak akan berhenti menjawab harapan masyarakat dalam posisi sebagai alat negara yang bertugas memelihara keamanan dalam negeri.
"Tampilan, sikap, perilaku dan postur Polri yang masih belum sesuai harapan masyarakat harus diubah," tegas Sigit.
Karena itu, dia menjamin bila diberi amanat menjadi Kapolri, akan melakukan transformasi di tubuh Polri.
Upaya itu akan dilakukan dengan transformasi menuju Polri yang prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan yang kemudian disebut sebagai konsep Presisi.
"Niat, pemikiran, dan konsep operasional disertai rencana riil dan rasional dari Polri yang Presisi ini akan menjadi dasar dan kekuatan untuk mewujudkan harapan masyarakat tersebut," katanya.
Komjen Sigit menegaskan bahwa konsep inilah yang akan mewarnai Polri masa depan.
Konsep transformasi menuju Polri yang Presisi hadir melalui penekanan pada upaya pendekatan pemolisian yang prediktif, diharapkan bisa membangun kejelasan dari setiap permasalahan keamanan dalam menciptakan keteraturan sosial di tengah-tengah masyarakat.
"Pendekatan ini juga akan mentransformasi wajah Polri ke depan, antara lain pada pelayanan publik terintegrasi, modern, mudah dan cepat. Pemeliharaan kamtibmas dan penegakan hukum yang prediktif, bertanggung jawab, transparan menjamin rasa keadilan masyarakat," katanya.
Dalam pelaksanaan fit and proper test ini, forum yang dipimpin Ketua Komisi III Herman Herry menyetujui pemberhentian dengan hormat dari jabatan Kapolri atas nama Jenderal Pol Idham Azis M.Si, dan menyetujui pengangkatan Komjen Pol Drs Listyo Sigit Prabowo M.Si sebagai Kapolri.(boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy