jpnn.com, JAKARTA - Literasi digital harus dimiliki setiap anak karena mereka akan hidup di dunia digital. Menurut Ananto Kusuma, staf ahli mendikbud bidang inovasi dan daya saing, di dalam dunia pendidikan persoalan yang dihadapi adalah tidak hanya bagaimana anaknya dikuatkan tapi juga tenaga pendidiknya. Karena guru yang harus mendidikan literasi itu.
"Nah literasi digital bukan mata pelajaran komputer tetapi semua mapel gunakan teknologi 4.0 di dalam keseharian anak. Karena anak milenial tidak lagi baca buku. Dunia digital ibarat oksigen bagi anak-anak zaman now," kata Ananto pada seminar Teknologi Informasi Komunikasi dalam rangkaian Anugerah Kihajar di Jakarta, Kamis (11/10).
BACA JUGA: Rabu Budaya jadi Program Unggulan
Dia juga menekankan pada guru dan sekolah. Literasi digital bukan berarti pengadaan tablet dan komputer. Itu yang terjadi di negara lain, seperti California, Meksikl yang akhirnya gagal total.
"Jadi ingat ya literdasi digital bukan one children one tablet. Literasi digital adalah gabungan soft skill, emotional intelegent, social intelegent, empathy, critical thinking, klaborasi itu yang mendasari ke depan," ucapnya.
BACA JUGA: Jumlah Doktor di Perguruan Tinggi, Wouw!
Industri 4.0 sebentar lagi akan hilang dan akan selalu berubah. Yang tidak berubah adalah values dan itu yang ditanamkan kepada anak. Jangan sampai hasilkan lulusan yang nanti akan bertanding dengan robot. Guru-guru harus bisa meluluskan anak-anak yang humanismenya tinggi.
"Jangan sampai keliru pakai 4.0, sehingga anak-anak dibekali dengan gawai," sergahnya.
BACA JUGA: Kemendikbud Kirim Motivator Ajak Guru di Sulteng Mengajar
Kepala Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud Gogot Suharwoto menambahkan, ada tiga hal yang harus disiapkan di era industri 4.0 yaitu guru, siswa dan kurikulumnya.
Dengan disiapkan tiga hal tersebut sesuai era digital maka generasi emas akan jadi penerus yang inovatif berdaya saing dan berakhlak mulia. (esy/jpnn
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Serius dengan Gagasan Fakultas Kopi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad