Kelompok lobi Australian Christian Lobby mengecam kebijakan sebuah SMA di Sydney yang memperbolehkan siswa pria untuk mengenakan pakaian seragam wanita ke sekolah. Sekolah ini membebaskan siswanya untuk menyatakan identitas gender yang mereka rasakan secara terbuka.
SMA bernama Newtown Performing Arts High School sebelumnya mengumumkan kepada semua siswanya bahwa mereka bebas mengenakan rok ke sekolah tidak perduli apakah dia pria atau wanita.
BACA JUGA: Ini Sebabnya Jumlah Remaja Perokok di Australia Anjlok
Sekolah ini juga mengumumkan bahwa siapa saja yang merasa dirinya sebagai wanita (termasuk yang pria) bisa mempergunakan toilet wanita.
Namun meskipun kalangan orangtua siswa menyambut baik kebijakan ini, Australian Christian Lobby menuding hakl itu telah terlalu jauh dan mendorong siswa mengambil keputusan radikal dalam hidup mereka.
BACA JUGA: Mengenal Parpol Kecil di Australia
Students at Newtown Performing Arts School can now choose to wear either the male or female uniform without seeking formal permission. Fairfax Media: Peter Rae
Sekolah yang terletak di Sydney barat ini dikenal sebagai sekolah yang menganut nilai-nilai progresif.
BACA JUGA: Indonesia Terapkan PPN Sapi Impor, Eksportir Australia Kaget
Beberapa tahun belakangan, SMA ini mengabulkan permintaan khusus dengan membolehkan perubahan gender siswanya. Sehingga siswa pria yang merasa dirinya sebagai wanita boleh mengenakan seragam wanita dan mempergunakan toilet wanita.
Yang berbeda saat ini adalah, para siswa itu tidak lagi memerlukan izin formal dari pihak sekolah. Siswa bisa langsung menyesuaikan diri tanpa perlu izin lagi.
Warga bernama Maya Saric yang memiliki dua anak yang sekolah di situ, mengaku sudah mendengar kebijakan sekolah melalui anaknya.
"Mereka diberitahu bahwa pihak sekolah tidak lagi mengenal pembedaan gender. Siswa boleh memutuskan sendiri apa jenis kelamin mereka," kata Saric kepada ABC.
Dia mengaku tidak keberatan dengan kebijakan tersebut.
"Jika siswanya memang menghadapi isu seperti itu, mereka seharusnya tidak dipaksa berada dalam gender tertentu yang tidak sesuai keinginannya," katanya.
Orangtua siswa lainnya bernama Tony Ryan juga menyambut baik kebijakan sekolah tersebut.
"Perubahan kebijakan pakaian seragam ini artinya siswa yang gendernya tidak cocok akan merasa lebih aman," katanya.
Students at Newtown Performing Arts High School can now choose to wear either the male or female uniform without seeking formal permission. Supplied: NSW Government
Namun tidak semua pihak merasa senang dengan perubahan ini.
Direktur Australian Christian Lobby (ACL) Lyle Shelton kepada ABC mengaku sangat khawatir karena "politik pelangi" telah memasuki sekolah-sekolah.
"Mereka yang mempertanyakan apa makna menjadi pria atau wanita, serta menyatakan jenis kelamin tidak lagi jadi masalah, adalah mereka yang menerapkan teori radikal tentang gender. Dan ini telah merasuk ke sekolah-sekolah," kata Shelton.
"Mungkin sebaiknya kita pikirkan kembali keseluruhan agenda di balik semua ini, seperti pernikahan sesama jenis, dan lainnya," katanya.
Shelton mengatakan siswa pria yang mengenak rok ke sekolah justru bisa menjadi sasaran bullying.
"Banyak orangtua yang kini khawatir kemana arah ideologi pelangi ini akan membawa kita semua," katanya lagi.
SMA Newtown Performing Arts High School secara resmi belum mengumumkan kebijakan barunya ini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Yatim Penderita HIV di Solo Ditolak Masyarakat Setempat