Logam Impor Lebih Murah, Industri Lokal Menjerit

Selasa, 28 Februari 2017 – 11:42 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang bergerak di bidang logam keteteran menghadapi gempuran komponen impor.

Salah satunya terjadi di Jawa Timur (Jatim).

BACA JUGA: Pemerintah Genjot Produktivitas Industri Minyak Sawit

Karena itu, IKM logam di Jatim meminta pemerintah membatasi impor produk komponen.

Bendahara Koperasi Waru Buana Putra IKM Logam Ngingas Samsul Anam menyatakan bahwa persaingan industri komponen makin ketat lantaran harga mereka kalah bersaing dengan impor.

BACA JUGA: Industri Kecil Sulit Dapatkan Modal Dari Bank

Kenaikan harga komponen dalam negeri disebabkan melonjaknya harga pelat baja yang menjadi bahan baku industri tersebut.

’’Sejak tiga bulan terakhir ini, harga bahan baku, yakni pelat baja, mengalami kenaikan 30 persen. Padahal, kami hanya bisa menaikkan harga jual maksimal sepuluh persen,’’ ujarnya, Senin (27/2).

BACA JUGA: Porsi Kepemilikan Asing di Industri Asuransi Dibatasi

Dia menjelaskan, sebelumnya pelat baja bisa diperoleh seharga Rp 7.400 per kilogram.

Saat ini, harga pelat baja mencapai Rp 10.500 per kilogram.

’’Kalau menaikkan harga produk lebih dari sepuluh persen, kami tidak bisa bersaing dengan produk impor,’’ katanya.

Samsul mengungkapkan bahwa saat ini harga produk impor sepuluh persen lebih murah.

Total kebutuhan pelat baja di sentra IKM Logam Ngingas pun mencapai 500 ton per bulan.

Di Sentra IKM Logam Ngingas terdapat 300 IKM.

Dari total jumlah IKM tersebut, sekitar 70 persen merupakan industri skala rumah tangga atau kecil dan menengah.

Sebanyak 15 persen adalah industri skala besar.

Sebanyak 30 persen produksi mereka berupa komponen otomotif untuk mobil dan sepeda motor.

Sisanya memproduksi logam untuk komponen alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat-alat listrik, maupun telekomunikasi.

Harga bahan baku yang melonjak mengakibatkan omzet pelaku usaha turun hingga 50 persen.

Utilitas produksi juga turun dari seratus persen menjadi 50 persen.

Permintaan menurun hampir di semua sektor, baik otomotif, pertanian, maupun peralatan rumah tangga.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah akan berusaha menyediakan material center.

’’Nanti dirundingkan dulu dengan koperasi. Koperasi bisa membahas dengan anggota berapa kebutuhan mereka,’’ jelasnya.

Dia menyebut potensi industri komponen dalam negeri cukup cerah.

Selain dari sektor otomotif, peralatan rumah tangga, listrik, maupun telekomunikasi membutuhkan cukup banyak pasokan komponen. (vir/c14/sof) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Malah Tombok Akibat Libur Nasional Pilkada


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
industri  

Terpopuler