jpnn.com - jpnn.com - Industri olahan minyak sawit dianggap strategis karena memberikan kontribusi melalui kinerja ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi pada penerimaan negara.
Karena itu, pemerintah berupaya mendorong industri olahan minyak sawit menjadi lebih berkembang dan produktif.
BACA JUGA: Industri Kecil Sulit Dapatkan Modal Dari Bank
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyampaikan, minyak sawit berpotensi menjadi pemasok utama pasar minyak nabati dunia karena produktivitasnya lebih tinggi.
”Kebutuhan minyak nabati dunia pada 2020 diperkirakan mencapai 210 juta ton dan pada 2050 mencapai 365 juta ton,” ujarnya di Jakarta, Jumat (24/2).
BACA JUGA: Porsi Kepemilikan Asing di Industri Asuransi Dibatasi
Untuk mendorong perluasan investasi industri, pemerintah akan memberikan kemudahan bagi para investor.
Kemenperin menginisiasi pemberian harga gas yang kompetitif bagi industri, khususnya sektor oleochemical, pangan, bahan bakar nabati, dan utilitas kawasan industri.
BACA JUGA: Pengusaha Malah Tombok Akibat Libur Nasional Pilkada
”Produk industri dalam negeri akan lebih mampu bersaing apabila biaya produksi dapat ditekan melalui harga gas bumi yang kompetitif seperti di negara lainnya,” tegasnya.
Namun, menurut Panggah, pasar ekspor konvensional, khususnya di wilayah Uni Eropa, masih berkampanye negatif terkait dengan lingkungan dan hambatan perdagangan atas impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk hilir asal Indonesia.
”Masalah ini perlu segera diatasi. Tetapi, di lain pihak, pasar nonkonvensional seperti negara di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Eropa Timur yang tumbuh pesat perlu digarap lebih intensif,” jelasnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah juga telah menetapkan kebijakan nasional hilirisasi industri kelapa sawit.
Pemerintah berfokus untuk menumbuhkan industri pengolahan kelapa sawit di dalam negeri.
”Kami menyusun dan menerapkan kebijakan yang propertumbuhan industri hilir kelapa sawit sehingga investasi baru serta perluasan di bidang industri hilir dapat terus berjalan,” urainya.
Kemenperin telah mengarahkan pertumbuhan industri pengolahan minyak sawit untuk menghasilkan aneka produk hilir canggih.
Di antaranya, super edible oil, golden nutrition, bio plastic, bio surfactant, hingga green fuel.
”Dalam jangka menengah, kami memprioritaskan upaya peningkatan investasi industri pengolahan sawit untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah produksi bahan baku yang diharapkan mencapai 40 juta ton CPO pada 2020,” kata Airlangga. (agf/c25/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Pasokan, Gandeng Industri Briket Lokal
Redaktur & Reporter : Ragil