Lokasi Prostitusi Dipindah di Luar Kota, Para PSK Protes, Takut Kehilangan Pelanggan

Kamis, 04 Februari 2021 – 19:36 WIB
PSK di Red Light. Foto: AFP

jpnn.com, AMSTERDAM - Kawasan lokalisasi Red Light di Amsterdam diminta publik agar segera ditutup. Parlemen di Belanda sepakat jika kawasan prostitusi itu akan dipindah, keluar dari pusat kota.

Rencana yang sudah lama bergulir ini kini menguat setelah proposal dari Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, disepakati oleh sebagian besar politikus

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ingat, SBY Itu juga Jenderal, Minta Singkirkan Irjen Fadil, Dana Kudeta Demokrat sudah Beredar

Femke sebelumnya mengajukan proposal, agar jendela etalase tempat PSK menjajakan diri di sepanjang gang sempit Red Light ditutup.

Selanjutnya, para PSK di kawasan De Wallen akan diminta untuk pindah di gedung yang dibangun khusus untuk mereka, di luar Amsterdam. Meski, lokasinya hingga kini belum ditentukan.

BACA JUGA: Melayani Tamu di Kamar, Tiba-tiba PSK Teriak Histeris, Lokalisasi Langsung Gempar

Diketahui, lobi untuk menutup jendela etalase di Red Light sudah lama digulirkan oleh Partai CDA dan juga Christen Uni. Kini mereka mendapat dukungan dari Partai VVD, milik Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, serta Partai Buruh dan Partai Hijau.

"Ini tentang rencana untuk mereset Amsterdam sebagai kota kunjungan wisata," kata Dennis Boutkan, dari Partai Buruh, dilansir dari The Guardian.

BACA JUGA: Dikira Rumah Nobita dan Doraemon, Ternyata jadi Tempat Main ABG dan Om Hidung Belang

Sedangkan Wali Kota Femke Halsema berpendapat jika jendela lokalisasi harus ditutup lantaran perempuan yang bekerja di wilayah itu menjadi perhatian wisata, dan menyebabkan terjadinya pelecehan dan kekerasan.

Ketika proposal ini ditawarkan, kelompok lobi di parlemen yang menamakan dirinya sebagai Red Light United mengklaim jika 90 persen dari 170 wanita penghibur di tempat itu, ingin bekerja dari balik jendela etalase, di gang sempit, di tepi sungai di Jalan Singel dan De Walllen, lokasi yang sekarang.

Satu anggota kelompok lobi yang muncul dengan nama samaran Foxxy mengatakan pada koran Het Parool, "Memindah pekerja itu bukanlah pilihan, karena kostumer mereka akan kesulitan menemukan mereka," kata Foxxy.

Namun, sebagian besar parlemen setempat sepakat jika relokasi itu penting untuk mengubah jenis wisatawan yang tertarik datang berkunjung ke Amsterdam.

Selain menggusur Red Light, proposal kedua adalah melarang wisatawan untuk membeli ganja dari kafe di dalam kota tersebut.

Proposal ini tak sepopuler usulan relokasi Red Light. Ada kekhawatiran jika usulan ini diterapkan, transaksi ganja akan berpindah di jalanan. (gua/ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler