Longsor di Lumajang, 3 Warga Meninggal Dunia

Jumat, 07 Juli 2023 – 13:55 WIB
Ilustrasi: Sebuah alat berat diturunkan untuk membersihkan material longsor di Jalur Piket Nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (Foto Polres Lumajang)

jpnn.com - JAKARTA - Bencana tanah longsor terjadi di  Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (7/7) dini hari.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa tiga warga meninggal dunia akibat tanah longsor tersebut. 

BACA JUGA: Dua Gurandil Tewas Tertimbun Longsor di Sukabumi

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan ketiga korban ditemukan sudah tidak bernyawa seusai rumahnya tertimbun longsor pada bagian dapur dan kamar tidur.

"Dini hari tadi sekitar pukul 04.00 WIB kami berhasil mengevakuasi tiga korban meninggal dunia, yang merupakan satu keluarga," kata Patria dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat (7/7).

BACA JUGA: Innalillahi, Seorang Pemotor Tertimbun Tanah Longsor di Wonosobo

Kejadian pada Jumat (7/7) dini hari dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan longsor di beberapa titik, di antaranya, KM 59 Jalur Piket Nol Lumajang - Malang.

Pantauan visual di lapangan, kata dia, memperkirakan panjang longsor sekitar 20 meter dengan ketinggian 10 meter. Selain itu, longsor juga terjadi di akses jalan menuju Ranupani.

BACA JUGA: 10 Kampung di Kabupaten Bogor Dilanda Bencana Alam

Hingga kini, tim gabungan telah mengerahkan alat berat guna melakukan pembukaan jalan yang tertutup total. Namun, kondisi cuaca di lokasi kejadian belum memungkinkan untuk melanjutkan upaya penanganan darurat.

Hal ini dikarenakan beberapa longsor susulan masih terjadi, sehingga lokasi akses jalan KM 59 Jalur Piket Nol Lumajang - Malang masih ditutup total.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan sebagai antisipasi BNPB mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan daerah setempat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

"Ketika tidak terjadi hujan, warga dapat bergotong royong untuk mengidentifikasi kondisi tanah labil yang ada di sekitar. Apabila terjadi hujan deras dengan durasi panjang, warga dapat segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman," ujar Abdul. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler