Longsor Landa Kebumen

Lima Rumah Warga Tembana Terancam Ambrol

Jumat, 13 Februari 2009 – 12:05 WIB
LONGSOR- Sedikitnya lima rumah milik warga RT 01/RW 05 Dukuh Tembana Desa Kutosari Kecamatan Kebumen kab Kebumen, Jawa tengah terancam longsor. Kondisi rumah yang tinggal di bantaran sungai sangat kritis menyusul longsornya tebing Sungai Luk Ulo. Foto: ROHMAN/RADAR BANYUMAS
KEBUMEN- Sedikitnya lima rumah milik warga RT 01/RW 05 Dukuh Tembana  Desa Kutosari Kecamatan Kebumen terancam longsorKondisi rumah yang tinggal di bantaran sungai sangat kritis menyusul longsornya tebing  Sungai Luk Ulo

BACA JUGA: Pasca BRR, SBY Minta Koordinasi Dilanjutkan

Kondisi terparah terjadi pada rumah milik Slamet Ansori (46) dan Wahyono (46)
Pondasi bagian belakang rumah mereka sudah menggantung. 

Dikhawatirkan jika curah hujan tinggi, dua rumah ambrol tergerus longsor

BACA JUGA: Aceh dan Nias Menggeliat Lagi

Sementara tiga rumah lainnya yakni milik Khowarid (48), Warsiyo (51) dan Khanafi (55) hanya berjarak dua meter dengan tebing  yang longsor.
 
Kendati berada di ujung petaka, Slamet Ansori dan Wahyono beserta  keluarga mereka tetap bertahan menempati rumahnya
Mereka tidak bisa pindah karena tidak memiliki lahan dan tempat tinggal lain

BACA JUGA: Karsa Akhirnya Dilantik

"Kalau  hujan deras, kami sangat was-was, khawatir tebing sungai longsor dan rumah ikut tergerus," ujar SlametKarena takut terjadi apa-apa, Slamet mengaku sudah mengosongkan rumah bagian belakang karena pondasinya  sudah menggantung.
 
Menurut Kepala Desa Kutosari M Fadlan, longsor pada tebing Sungai Luk Ulo longsor sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.  Menurut dia, selain faktor alam, longsornya tebing sungai dipicu pembuatan bendung  sementara oleh PDAM Kebumen saat membangun pipa pengambilan air baku dari Sungai Luk Ulo"Saat dibendung, arus sungai mengarah ke tebing  dan akhirnya menggerus tebing yang di atasnya berdiri rumah penduduk,"  ujar M Fadlan, kemarin.
 
Fadlan mengungkapkan longsor juga sudah menggerus tanah pekarangan milik wargaSebelum tebing longsor di belakang rumah warga terdapat tanah pekarangan dengan jarak lebih dari 10 meter dari tebing sungai.  "Namun kini tanah pekarangan hilang tergerus aliran sungai," ungkap  Afandi bersama Kadus V Desa Kutosari.

 Upaya menahan longsor tebing Sungai Luk Ulo di Dukuh Tembana, lanjut  Afandi, sebenarnya sudah dilakukan pemerintah dengan membangun  bronjongNamun, panjang bangunan bronjong hanya sekitar 50 meter. 

Tidak sepanjang tebing yang longsor atau tidak sampai Jembatan Tembana.  Selain itu, dengan tinggi hanya sekitar 2,5 meter, membuat bronjong  terendam air jika banjir sehingga tebing masih saja longsorM Fadlan berharap pemerintah membangun bronjong lebih panjang dan  kuatPasalnya, tebing yang longsor tidak hanya mengancam keselamatan  jiwa dan rumah penduduk, tetapi juga mengancam Jembatan Tembana.
 
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumberdaya Air dan  Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Muchtarom SST, mengakui ada  beberapa titik rawan akibat longsornya tebing Sungai Luk UloNamun karena anggaran APBD II terbatas, pihaknya tidak mampu menangani  seluruhnya.
 "Untuk 2009, kami hanya bisa untuk menangani dua titik, yakni di  daerah Kelurahan Kebumen dan di anak Sungai Luk Ulo di Desa Banioro  Kecamatan Karangsambung," ujarnyaMeski begitu, semua titik yang rawan, sudah diusulkan untuk segera ditangani dengan biaya APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Jogjakarta(man)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Janjikan Dana Stimulus untuk Kaltim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler