BACA JUGA: Pasca BRR, SBY Minta Koordinasi Dilanjutkan
Kondisi terparah terjadi pada rumah milik Slamet Ansori (46) dan Wahyono (46)Dikhawatirkan jika curah hujan tinggi, dua rumah ambrol tergerus longsor
BACA JUGA: Aceh dan Nias Menggeliat Lagi
Sementara tiga rumah lainnya yakni milik Khowarid (48), Warsiyo (51) dan Khanafi (55) hanya berjarak dua meter dengan tebing yang longsor.Kendati berada di ujung petaka, Slamet Ansori dan Wahyono beserta keluarga mereka tetap bertahan menempati rumahnya
BACA JUGA: Karsa Akhirnya Dilantik
"Kalau hujan deras, kami sangat was-was, khawatir tebing sungai longsor dan rumah ikut tergerus," ujar SlametKarena takut terjadi apa-apa, Slamet mengaku sudah mengosongkan rumah bagian belakang karena pondasinya sudah menggantung.Menurut Kepala Desa Kutosari M Fadlan, longsor pada tebing Sungai Luk Ulo longsor sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Menurut dia, selain faktor alam, longsornya tebing sungai dipicu pembuatan bendung sementara oleh PDAM Kebumen saat membangun pipa pengambilan air baku dari Sungai Luk Ulo"Saat dibendung, arus sungai mengarah ke tebing dan akhirnya menggerus tebing yang di atasnya berdiri rumah penduduk," ujar M Fadlan, kemarin.
Fadlan mengungkapkan longsor juga sudah menggerus tanah pekarangan milik wargaSebelum tebing longsor di belakang rumah warga terdapat tanah pekarangan dengan jarak lebih dari 10 meter dari tebing sungai. "Namun kini tanah pekarangan hilang tergerus aliran sungai," ungkap Afandi bersama Kadus V Desa Kutosari.
Upaya menahan longsor tebing Sungai Luk Ulo di Dukuh Tembana, lanjut Afandi, sebenarnya sudah dilakukan pemerintah dengan membangun bronjongNamun, panjang bangunan bronjong hanya sekitar 50 meter.
Tidak sepanjang tebing yang longsor atau tidak sampai Jembatan Tembana. Selain itu, dengan tinggi hanya sekitar 2,5 meter, membuat bronjong terendam air jika banjir sehingga tebing masih saja longsorM Fadlan berharap pemerintah membangun bronjong lebih panjang dan kuatPasalnya, tebing yang longsor tidak hanya mengancam keselamatan jiwa dan rumah penduduk, tetapi juga mengancam Jembatan Tembana.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumberdaya Air dan Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Muchtarom SST, mengakui ada beberapa titik rawan akibat longsornya tebing Sungai Luk UloNamun karena anggaran APBD II terbatas, pihaknya tidak mampu menangani seluruhnya.
"Untuk 2009, kami hanya bisa untuk menangani dua titik, yakni di daerah Kelurahan Kebumen dan di anak Sungai Luk Ulo di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung," ujarnyaMeski begitu, semua titik yang rawan, sudah diusulkan untuk segera ditangani dengan biaya APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Jogjakarta(man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Janjikan Dana Stimulus untuk Kaltim
Redaktur : Tim Redaksi