Longsor Putuskan Takengon - Bireuen

Tidak Hujan, Bukit Runtuh Sapu Tenda Pengungsi

Jumat, 29 November 2013 – 11:11 WIB

jpnn.com - TAKENGON - Korban gempa Gayo di Kampung Tawar Sedenge, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu malam (27/11) lalu mendadak panik. Gara-garanya, tidak ada hujan tiada angin, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari atas bukit. Saat keluar warga melihat berkubik-kubik tanah yang menutup seluruh badan Jalan Takengon-Bireuen.

Bahkan, satu tenda pengungsian korban gempa tersapu material longsor dan terempas ke dinding rumah yang nyaris hancur karena gempa. Untungnya, tenda yang biasanya berpenghuni tersebut kosong ketika itu.

BACA JUGA: Waspada Banjir pada Desember

"Keluarga saya sudah dua hari tidak tidur di tenda pengungsian. Sebab, belakangan hampir tiap malam anak saya menangis kalau tinggal di tenda. Jadi, saya dan suami nekat berteduh di bekas rumah kami yang belum diperbaiki," kata Eli, korban gempa Gayo yang kini menjadi korban longsor.

Eli tidak mengetahui apakah anaknya yang mendadak tidak betah tinggal di tenda itu merupakan pertanda atau apa. Namun, dia bersyukur saat itu tidak tinggal di tenda. "Kalau tidur di tenda, mungkin sekarang kami hanya tinggal nama," ucap ibu dua anak tersebut sambil si kecil melihat alat berat membersihkan material longsor yang menutup jalan.

BACA JUGA: Setahun Simpan Mortir, Untung tak Meledak

Akibat peristiwa itu, sekitar 30 meter ruas Jalan Takengon-Bireuen tertimbun tanah setebal 3,5 meter. Warga menduga bahwa longsor tersebut merupakan buntut gempa pada 2 Juli.

"Sepertinya itu merupakan efek gempa lalu. Mungkin, di atas bukit ada retakan. Sebab, longsor biasanya dipicu hujan deras. Malam itu kan tidak hujan," tutur Armia, salah seorang petugas dinas pekerjaan umum (DPU), yang kemarin ikut membersihkan material longsor.

BACA JUGA: Polisi tak Akan Izinkan Aksi 1 Desember di Papua

Begitu mendapat informasi adanya longsor di Jalan Takengon-Bireuen Km 92 itu, lanjut Armia, petugas DPU langsung mengirim tiga alat berat dan dua truk ke lokasi. "Jalan putus total dan baru bisa dilewati lagi pukul 04.30," jelas Armia.

Menurut informari yang beredar di tempat kejadian, sebuah mobil ikut tertimbun saat melintas di jalan antarkabupaten itu. "Warga di sini bilang bahwa ada sebuah mobil yang ikut tertimbun saat lewat di jalan. Tetapi, kami belum memastikan informasi tersebut. Sebab, belum semua material longsor yang menutup jalan bisa dibersihkan," jelas Lutfi, pengawas pembersihan jalan tersebut.

Sampai kemarin sore (28/11), alat berat sudah membersihkan separo badan jalan yang tertimbun. Separo jalan itu kini bisa dilewati dengan sistem buka tutup. Kendaraan dari Aceh Rengah yang menuju ke Bener Meriah dan sebaliknya harus lewat secara bergantian. (yus/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 500 Menu Ikan Pecahkan Rekor MURI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler