JAKARTA - Semakin melambungnya harga cabe di pasaran disinyalir bukan semata-mata akibat faktor mekanisme pasarSpekulan diduga ikut bermain sehingga harga cabe bisa tembus Rp 100 ribu.
Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR, Herman Khaeron, menyatakan, kenaikan harga cabe yang di beberapa daerah mencapai Rp 120 ribu, menjadi tanda tanya besar
BACA JUGA: 2011, Kemenakertrans Terima Rp 4,128 Triliun
Menurutnya, ada beberapa kemungkinan tentang penyebab melambungnya harga cabePolitisi Demokrat itu tak menampik ulah spekulan membuat cabe semakin langka dan menjadi buruan
BACA JUGA: Dinilai Berkinerja Baik, Enam Kontraktor PLN Dapat Penghargaan
Akibatnya, karena pasokan kurang sementara permintaan berlebih, maka harga cabe semakin tak terkendali.Kemungkinan kedua, sebut Herman, karena memang kurangnya produksi cabe dari tingkat petani karena perubahan iklim
Kemungkinan ketiga, karena sistem distribusi yang belum normal
BACA JUGA: 2011, Indonesia Timur Bertambah Daya 350 MW
Keempat, adanya permintaan ekspor yang tinggi karena Eropa, Amerika dan Asia sedang dilanda musim dingin dan bersaljuKemungmkinan terakhir adalah akibat transisi pemberlakuan UU Hortikultura"Kementrian Pertanian harus segera meninjau ulang sistem tata niaga dan memperkuat sistem informasi untuk seluruh produksi agro dan pangan pokok, sehingga bisa memberikan kepastian sistem supply dan demand," cetusnya.
Meski demikian Herman tetap meyakini kenaikan harga cabe bukan karena kekurangan produksi"Ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor non produksiBahkan pada komoditas yang cepat busuk seperti cabe, spekulan sangat punya peran terhadap permainan harga," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kredit Perbankan Semakin Berkembang
Redaktur : Tim Redaksi