Lonjakan Harga Komoditas Dunia Tak Wajar, Berkah atau Bencana?

Senin, 07 Maret 2022 – 11:55 WIB
Kenaikan harga komoditas dunia tak hanya karena dampak Invasi Rusia ke Ukraina melainkan ada faktor lain. Foto: ANTARA/HO-Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga komoditas dunia tak hanya karena dampak invasi Rusia ke Ukraina.

Diketahui AS, Uni Eropa, dan Inggris menjadi negara yang memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan Belarusia.

BACA JUGA: Duh! Ekonom Khawatir Harga Kedelai Picu Kenaikan Komoditas Lain

Hal itu menurut Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan harga komoditas.

Ibrahim mengatakan kenaikan harga komoditas dijadikan umpan bagi para spekulan untuk menjatuhkan negara-negara yang memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

BACA JUGA: Geopolitik Ukraina-Rusia Pacu Harga Komoditas Ini

"Paska sanksi ekonomi diterapkan maka para spekulan diberbagai negara melakukan aksi beli yang tak terbatas, membuat lonjakan harga komoditas yang tak wajar," ungkap Ibrahim, Senin (7/3).

Menurut Ibrahim, tanpa adanya ikut campur pihak ketiga harga komoditas tidak mungkin mengalami lonjakan yang signifikan.

BACA JUGA: Hergun: Target Pajak 2021 Tercapai Berkat Kenaikan Harga Komoditas & Energi

Di sisi lain, invasi Rusia ke Ukraina membawa berkah tersendiri bagi negara-negara penghasil komoditas, salah satunya China, Indonesia, Australia, dan Malaysia.

"China yang kemungkinan akan mengikuti jejak Rusia akan melakukan invasi terhadap Taiwan," ungkap Ibrahim.

Selain itu, besar kemungkinan Korea Utara juga sudah berancang-ancang untuk menginvasi Korea Selatan.

Bank Sentral Amerika (The Fed) dalam pertemuan 15 Maret 2022 kemungkinan akan menahan suku bunga sampai perang benar-benar sudah berhenti.

Akibatnya, dampak dari sanksi tersebut membuat harga-harga komoditas, seperti minyak mentah, emas, gas alam, batu bara, nikel mengalami kenaikan yang tidak wajar.

Harga emas dalam hitungan Maret 2022 menyentuh USD 2,150 per Troy Ounce/ Logam Mulia Rp. 1.150.000 pergram, minyak mentah WTI menyentuh USD 200 per barel, batu bara USD 600 per ton, dan gas alam USD 5,500.    

Di sisi lain, minyak CPO RM 7,500 per ton, dan indeks dollar bisa tembus USD 105, Bitcoin tembus USD 45,000 per koin.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler