jpnn.com - JPNN.com - Banyak pasangan di Tiongkok yang langsung memulai program anak kedua, sejak kebijakan satu anak di tiap keluarga dicabut pada awal 2016
Pada bulan-bulan terakhir tahun ini, ada sekitar 1 juta bayi yang lahir sebagai anak kedua. Lonjakan diperkirakan semakin tinggi dalam tahun-tahun berikutnya.
BACA JUGA: Chris Brown Akhirnya Bisa Meninggalkan Filipina Setelah Ditahan Tiga Hari
Dulu, sekitar 1970-an, Tiongkok memang menerapkan satu anak di tiap keluarga. Akibatnya, banyak perempuan yang melakukan aborsi.
Jika hanya boleh mempunyai satu anak, mereka memilih yang berjenis kelamin laki-laki. Tiga dekade kemudian, efek lainnya baru terasa.
BACA JUGA: Anjing Dijadikan Singa di Tiongkok
Yakni, jumlah kelompok usia lansia lebih besar daripada usia produktif. Plus, terjadi ketidakseimbangan gender. Laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan.
Tiga tahun lalu, kebijakan itu mulai diperlonggar. Keluarga boleh mempunyai anak kedua asalkan orang tuanya merupakan anak tunggal.
BACA JUGA: Mengunjungi Hua Qiao Xin Cun, Kampung Indonesia di Xiamen, Tiongkok
Kebijakan tersebut tidak mendapat respons baik. Baru kemudian awal 2016, pemerintah Tiongkok membolehkan keluarga mempunyai lebih dari satu anak tanpa syarat apa pun.
Wakil Direktur Komisi Keluarga Berencana dan Kesehatan Nasional Wang Pei'an mengungkapkan, sepanjang 2016 ini, diperkirakan ada lebih dari 17,5 juta kelahiran.
Jumlah tersebut lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Ada tambahan lebih dari satu juta kelahiran anak kedua.
’’Berdasar pemikiran kuno Tiongkok, banyak anak membawa banyak berkah,’’ ujar Zheng Xiaoyu yang ikut program menambah momongan.
Anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki sudah berusia 9 tahun. Kini dia melahirkan bayi laki-laki lagi.
Maraknya perempuan yang menambah momongan itu menjadi lahan bisnis tersendiri. Saat ini banyak layanan perawatan VIP untuk ibu-ibu yang baru melahirkan.
Salah satunya, Xiyuege Centre. Di tempat tersebut, perempuan yang baru melahirkan ditidurkan di atas kasur giok yang dipanaskan.
Mereka juga mendapatkan hidangan istimewa untuk meningkatkan produksi ASI.
Ada sekitar 760 lembaga seperti Xiyuege Centre di Tiongkok. Mereka harus membayar USD 1.000 per hari atau setara dengan Rp 13,4 juta untuk mendapatkan layanan super itu.
Manajer Marketing Xiyuege Centre Hou Yanran mengungkapkan, ada peningkatan pelanggan yang hamil anak kedua.
Jumlahnya dua kali lipat daripada tahun lalu. ’’Keinginan masyarakat (untuk pelayanan setelah melahirkan) naik drastis tahun ini,’’ ucapnya. (AFP/sha/c20/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, Republik Pertama di Indonesia (2)
Redaktur : Tim Redaksi