jpnn.com, LOMBOK - Tren kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terus melonjak membawa berkah bagi industri perhotelan.
Okupansi hotel di Lombok, khususnya kawasan Senggigi, sepanjang September hingga Oktober ini mencapai 80-90 persen.
BACA JUGA: Wisatawan Makin Betah Habiskan Waktu di NTB
Padahal, periode September hingga Oktober merupakan low season. .
“Saat ini, okupansi hotel-hotel di Senggigi di atas 80 persen. Di Kila Hotel 90 persen,” kata General Manager Kila Hotel Erik Tumbeleka, Rabu (11/10).
BACA JUGA: Perhotelan Berpotensi Pangkas Tenaga Kerja
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Lombok itu menambahkan, high season terjadi sepanjang Juli-Agustus.
Menurut Erik, ada banyak hal yang membuat okupansi hotel di Lombok tetap tinggi. Salah satunya adalah paket menarik yang ditawarkan hotel.
BACA JUGA: Pajak Lampaui Target, Hotel Penyumbang Terbesar
Selain itu, tingginya okupansi hotel juga tak lepas dari melonjaknya kunjungan wisatawan ke NTB.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang pada Agustus 2017 tercatat 97.060 orang.
Jumlah itu melesat 36,11 persen dibandingkan tamu sepanjang Juli 2017 yang berjumlah 71.311 orang.
Bila dikomparasikan dengan tamu menginap pada Agustus 2016 yang berjumlah 72,494 orang, ada lesatan sebesar 33,89 persen.
Di sisi lain, sepanjang Agustus lalu, sebanyak 4.611 turis asal Malaysia berkunjung ke Lombok.
Jumlah itu membuat turis asal Malaysia menjadi penyumbang angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terbesar ke Lombok.
Posisi kedua ditempati turis asal Tiongkok sebanyak 1.119. Sementara itu, tempat ketiga diduduki turis asal Korea Selatan (Korsel) dengan jumlah 799 orang.
“Adanya penerbangan langsung Korsel menuju Lombok meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lombok,” kata Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih. (radar lombok)
Redaktur & Reporter : Ragil