jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia meminta masyarakat untuk menahan diri dalam menyikapi aksi bom Surakarta. Masyarakat pun diimbau tidak menyebarluaskan kejadian Surakarta tersebut.
"Sebaiknya masyarakat menahan diri untuk tidak menyebarluaskan dan memperlihatkan foto-foto vulgar tentang kejadian di Surakarta. Kejadian Surakarta bukan persoalan yang serta-merta bisa dipahami secara mudah oleh anak-anak," terang Reza Indragiri Amriel, ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak LPA Indonesia, Kamis (7/7).
BACA JUGA: Mudik, Menteri Yuddy Terjebak Macet, Mobil Pengawal Tak Berdaya
Menurut Reza, foto-foto kekejian tersebut bisa memantik vicarious trauma maupun menumpulkan kepekaan emosional pada anak-anak.
Jika diperlukan (misal: anak bertanya), lanjutnya, berikan informasi kepada anak secara bijak sesuai tingkat kematangan dan kecerdasan anak-anak.
BACA JUGA: Jalur Mudik Amburadul, Haruskah Menhub Mundur?
Menurutnya, kewaspadaan sangat penting. Hindari memperkenalkan perbendaharaan kata yang kurang patut disimak anak-anak.
Ia juga mengajak untuk menekankan nilai patriotik personel polisi. Perjuangan hidup untuk meraih cita-cita, kebenaran akan mengalahkan kejahatan, dan agama sebagai sumber kedamaian.
BACA JUGA: "Jalur Neraka", IPW: Siapa yang Harus Mundur?
"Kepada siapa pun yang bersekutu dengan pelaku, berhentilah berpikir untuk melakukan tindakan biadab serupa. Jadilah manusia yang bertakwa, taat pada hukum, serta berbuat kebaikan bagi anak-anak Indonesia. Ingatlah, saat lahir, kalian disambut dengan senyuman dan puji-pujian. Bagikanlah kebahagiaan dan kedamaian serupa ke dunia," bebernya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... YLKI Minta Kemenhub Usut Tuntas Penyebab Tewasnya 12 Pemudik di Tol
Redaktur : Tim Redaksi