jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menandatangani pernyataan komitmen penerima investasi pemerintah.
LPEI mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk penguatan permodalan dan peningkatan kapasitas usaha yang telah diterima sejak 2010 dengan nilai mencapai Rp 28,7 triliun per Desember 2021.
BACA JUGA: Ditetapkan Jadi Tersangka, Medina Zein Merespons Begini
Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso menyampaikan PMN disalurkan untuk pembiayaan dan penjaminan dalam penugasan umum maupun khusus.
Penugasan khusus tersebut disalurkan untuk mendukung proyek atau program yang dianggap penting oleh negara, termasuk dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional.
BACA JUGA: LPEI Punya Tugas Berat, Menkeu Beri Wejangan Begini
PMN yang diterima LPEI telah memberikan dampak yang positif, baik bagi institusi maupun negara.
“Bagi institusi, PMN telah membantu LPEI mampu mengakselerasi pembiayaan hingga Rp 84 triliun, penjaminan termasuk PEN sebesar Rp 13 triliun, Asuransi Rp 11 triliun, serta penciptaan eksportir baru dan 6 Program Desa Devisa dengan 27 desa binaan. Bagi negara, LPEI telah menghasilkan kontribusi PNBP untuk negara dengan total sebesar Rp 1,4 triliun, keseluruhannya pada periode 2010 hingga 2021,” ujar Rijani.
BACA JUGA: Sakumas, Platform Fisik Emas Digital Pertama di Indonesia
Selain itu, atas pembiayaan yang yang disalurkan pada 2021, LPEI memiliki development impact seperti peningkatan investasi 2,5 kali atau Rp 212 triliun.
Peningkatan PB sebesar 2,5 kali atau senilai Rp 211 triliun, peningkatan ekspor hingga 3,6 kali atau senilai Rp 302 triliun, dan penyerapan tenaga kerja mencapai 51 orang per Rp 1 miliar pembiayaan yang disalurkan LPEI.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, LPEI akan terus mengoptimalkan PMN yang diterima untuk meningkatkan perekonomian negara melalui ekspor.
Pada 2022 LPEI akan kembali menyalurkan PMN sebesar Rp 5 triliun kepada segmen UKM secara komersial dan penugasan khusus.
“Kami akan secara maksimal menyalurkan PMN, baik yang sifatnya komersial maupun Penugasan Khusus seperti PKE Kawasan, UKM, Trade Finance, alat transportasi," sebutnya.
Sementara dari Jasa Konsultasi, LPEI akan menargetkan program kolaborasi rumah ekspor di empat wilayah, yaitu Solo, Jakarta, Makassar dan Surabaya, 100 eksportir baru UKM dan 10 Program Klaster Desa Devisa baru.
"Tercapainya seluruh target ini tentu akan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam eksosistem ekspor," jelas dia.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy