LSPR Institute Buka Program Studi Pendidikan Khusus di Momen Wisuda

Kamis, 28 November 2024 – 15:12 WIB
Ka-Ki: Dr. Nurlaela Arief,  (Head of Communication, Admission & Industrial Relations, SBM - ITB), Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME selaku Dekan SBM -  ITB, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, FIPR (Founder & CEO LSPR Institute, dan Dr. Lestari nurhajati (Vice rector IV LSPR Institute). Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus di Indonesia makin meningkat, menurut data statistik Kemenko PMK pada Juni 2022, penyandang disabilitas anak usia 5-19 tahun adalah 3,3 persen.

Jika dibandingkan jumlah penduduk pada usia tersebut di tahun 2022 sebanyak 66,6 juta jiwa, artinya jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas berkisar 2.197.833 jiwa.  

BACA JUGA: Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH

Berlatar belakang itu, LSPR Institute menaruh perhatian khusus pada dunia inklusivitas, di mana sejak tahun 2008, LSPR Institute berkomitmen menciptakan pemahaman masyarakat tentang disabilitas sesuai dengan UUD 1945, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia serta Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang disabilitas. 

Hal tersebut dilakukan melalui pendirian London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), yang kemudian melahirkan unit London School Beyond Academy (LSBA) pada tahun 2012 sebuah wadah bagi individu dengan disabilitas dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki.

BACA JUGA: KND: Kebijakan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas Harus Total

"Kami di LSPR tidak hanya berfokus pada ilmu komunikasi, LSPR Institute juga menaruh perhatian khusus pada dunia inklusivitas di mana sejak tahun 2008. Kami berkomitmen menciptakan pemahaman masyarakat tentang disabilitas sesuai dengan undang-undang," kata Founder & CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MICPR, FIPR, dalam prosesi wisuda LSPR, Kamis (28/11).

Program studi pendidikan khusus yang berada di bawah naungan LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) adalah salah satu inovasi LSPR Institute dalam mendukung pendidikan bagi individu dengan kebutuhan khusus.  LSPR SSNE juga membawahi beberapa program lain, termasuk Program Studi Desain Media (D4), London School Beyond Academy (LSBA), dan kursus-kursus singkat yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan soft skill para siswa.

BACA JUGA: Polda Kalteng dan Kemensos Salurkan 30 Kursi Roda ke Penyandang Disabilitas

"Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di lembaga pendidikan terus meningkat, sedangkan guru lulusan Pendidikan Khusus masih belum terlalu banyak," kata Dekan Pendidikan Khusus LSPR Institute,Dr. Chrisdina Wempi.

Dia menambahkan, Prodi Pendidikan Khusus merancang kurikulum yang bukan hanya membekali teori tetapi lebih banyak melalui praktek lapangan yang salah satunya melalui LSBA sebagai tempat berlatih.

Para calon guru juga dibekali dengan keterampilan komunikasi, penggunaan teknologi seperti bantuan AI pada materi ajar, dan kewirausahaan. 

"Harapannya melalui rancangan kurikulum tersebut para lulusan bukan hanya menjadi guru yang andal, tetapi dapat menjadi bagian manajemen pengelolaan, atau membangun usaha pendidikan," ujarnya.

Sejak berdiri pada 2013, LSBA telah menerima 11 angkatan dengan total 153 lulusan, terdiri dari 117 laki-laki dan 36 perempuan. Setiap angkatan dibatasi hingga 44 siswa untuk memastikan kenyamanan dalam proses pembelajaran. 

Durasi belajar di LSBA berlangsung selama 6 semester wajib dan 1 semester opsional, dengan fokus pada keterampilan praktis seperti desain dan teknik cetak, tata boga, administrasi perkantoran, serta kriya tekstil.

Silabus LSBA dirancang khusus untuk membentuk soft skill dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.

"Prodi Pendidikan Khusus dirancang guna memenuhi kebutuhan guru pendidikan khusus yang semakin banyak dibutuhkan," ungkapnya.

Silabusnya mencakup proses asesmen, teknik pembelajaran, penyusunan materi ajar, serta pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung metode pembelajaran modern. Program ini menargetkan lulusan SMA yang ingin berkarir sebagai pendidik inklusif dan menyelesaikan jenjang studi selama 8 semester.

“Melalui Program Studi Pendidikan Khusus, kami berharap dapat mencetak tenaga profesional yang siap berkontribusi di berbagai lembaga pendidikan,” ujar Rektor LSPR Institute, Dr. Andre Ikhsano.

Sementara itu, LLDikti Wilayah III telah menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait pembukaan Program Studi Pendidikan Khusus (Fakultas Keterampilan Khusus LSPR Institute of Communication & Business) jenjang Sarjana di LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute).

SK ini diserahkan langsung oleh Prof. Dr. Toni Toharudin, Kepala LLDikti Wilayah III, pada acara Wisuda LSPR Institute yang diselenggarakan pada hari ini, Kamis, 28 November 2024 di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. 

Selain itu, LSPR Institute of Communication and Business (LSPR Institute) dan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bersinergi untuk menciptakan pendidikan tinggi yang unggul dan relevan dengan kebutuhan industri global.

Melalui penandatanganan kerja sama, kedua institusi berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan pendidikan yang inovatif dan berdampak luas bagi masyarakat.

Penandatanganan Perjanjian kerja sama dilakukan dalam rangkaian acara LSPR Graduation Ceremony tahun 2024 yang berlangsung di Ballroom The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan dokumen oleh Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME selaku Dekan SBM -  ITB dan Dr. Andre Ikhsano, M.Si selaku Rektor LSPR Institute.

"Dalam era globalisasi dan menuju Indonesia Emas 2045, sinergi antar perguruan tinggi menjadi kunci untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan masa depan," pungkas Rektor LSPR Institute, Dr. Andre Ikhsano. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler