jpnn.com, KUALA LUMPUR - Jadwal pembangunan East Coast Rail Link (ECRL), megaproyek jalur kereta api Malaysia yang sedang digarap oleh China Communications Construction Company (CCCC), tidak terpengaruh oleh pandemi virus corona dan pengerjaannya lebih cepat dari jadwal.
Darwis Abdul Razak, CEO Malaysia Rail Link (MRL), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kementerian Keuangan Malaysia dan merupakan pemilik proyek ECRL, mengatakan bahwa konstruksi proyek tersebut terus berlangsung meski di tengah pandemi COVID-19. Dia pun menyatakan keyakinannya bahwa ECRL yang membentang sepanjang 640 kilometer itu akan rampung sesuai jadwal.
BACA JUGA: Mimpi China Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Mungkinkah Segera Terwujud?
"Ini karena proyek secara keseluruhan sedikit lebih cepat dari jadwal, didorong oleh pekerjaan konstruksi yang cepat untuk penyelarasan ECRL di Seksi A dan Seksi B," tuturnya seperti yang dikutip kantor berita nasional Bernama dalam sebuah laporan pada Minggu (25/10).
Proyek ECRL dibagi menjadi tiga seksi dan diperkirakan rampung pada 2026 mendatang, dengan CCCC sebagai kontraktor utamanya.
BACA JUGA: Pernyataan Tegas PM Suga soal Laut China Selatan, Singgung Kekuatan Armada Jepang
Darwis mengungkapkan proyek tersebut hingga saat ini telah mencatat kemajuan 18,10 persen secara keseluruhan dibandingkan dengan 16,86 persen pada Juni.
Konstruksinya sebagian besar mencakup pekerjaan tanah, penggalian terowongan, pekerjaan jembatan, fondasi dan saluran vertikal prefabrikasi.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Menduga UU Cipta Kerja Mengadopsi Sistem Perekonomian China
"Jumlah lokasi pembangunan yang menjadi prioritas, di seksi A maupun B, diperkirakan akan bertambah menjadi 101 titik pada akhir tahun ini dibandingkan 27 titik pada tahun lalu," imbuhnya.
Pembangunan ECRL sempat dihentikan sementara sebelumnya pada tahun ini ketika pemerintah Malaysia menerapkan langkah-langkah pembatasan untuk menahan laju penyebaran COVID-19. Namun, pekerjaannya segera dilanjutkan setelah pembatasan itu dilonggarkan.
ECRL membentang dari pusat transportasi terbesar di Malaysia, Pelabuhan Klang, dan melintasi sepanjang semenanjung negara itu hingga Negara Bagian Kelantan di Malaysia timur laut, yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan membawa pertumbuhan yang lebih seimbang untuk Malaysia dengan menghubungkan wilayahnya yang kurang berkembang di Pesisir Timur dengan jantung ekonomi di Pesisir Barat.
Darwis mengatakan bahwa MRL juga mengandalkan perekrutan penduduk lokal dari negara bagian di wilayah pesisir timur itu baru-baru ini dalam Program Pelatihan Keterampilan Industri ECRL, untuk pekerjaan potensial di sektor konstruksi kereta api guna mempercepat pembangunan tersebut.
MRL dan CCCC baru-baru ini mengumumkan upaya perekrutan di bawah program tersebut, yang diperkirakan dapat memberikan manfaat bagi 5.000 peserta pelatihan lokal untuk terlibat dalam konstruksi, operasi, serta pemeliharaan ECRL. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil