Pernyataan Tegas PM Suga soal Laut China Selatan, Singgung Kekuatan Armada Jepang

Rabu, 21 Oktober 2020 – 21:59 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bersiap untuk berfoto dengan para menteri kabinet di kediaman resmi Suga di Tokyo, Jepang, Rabu (16/9/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/nz/cfo/aa

jpnn.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga kembali menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan ada intimidasi dan kegiatan apapun yang akan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.

Untuk itu, Suga mendorong agar seluruh sengketa di Laut China Selatan diselesaikan lewat jalur damai menggunakan aturan hukum internasional.

BACA JUGA: Makin Mesra, Tiongkok dan Malaysia Sepakat soal Laut China Selatan

"Jepang menolak semua kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan dan saya ingin menitikberatkan bahwa seluruh konflik di Laut China Selatan semaksimal mungkin harus diselesaikan dengan hukum internasional, bukan kekuatan dan intimidasi," kata PM Suga dalam sambutannya saat menemui perwakilan media Jepang dan Indonesia di Jakarta, Rabu (21/10).

PM Suga menerangkan, Jepang akan selalu berusaha mengajak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari solusi damai dan menegakkan supremasi hukum, yaitu aturan-aturan yang disepakati dalam hukum internasional, saat dihadapkan pada sengketa wilayah.

BACA JUGA: Negara ASEAN Sibuk Melawan Covid-19, Militer Tiongkok Kembali Berulah di Laut China Selatan

Oleh karena itu, ia membantah adanya tuduhan dari pihak lain yang menyebut Jepang bersama negara sekutunya berupaya membentuk aliansi pertahanan yang mirip dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO di Indo-Pasifik.

"Tujuan paling penting adalah memastikan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, yang bebas dan terbuka, dan kita bisa menjalin kerja sama dengan pihak manapun yang satu pemikiran, dan sama sekali tidak terbersit niat membentuk NATO ala Indo-Pasifik," kata PM Suga menjawab pertanyaan wartawan.

BACA JUGA: Menlu Tiongkok Ajak Negara ASEAN Mengusir Pengganggu dari Laut China Selatan

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi minggu lalu mencurigai pembahasan mengenai kerja sama pertahanan antara Jepang, India, Australia, dan Amerika Serikat, yang salah satunya diprakarsai Washington, merupakan upaya membentuk pakta pertahanan mirip NATO di Indo-Pasifik.

Namun, PM Suga membantah kecurigaan Tiongkok dan menjelaskan bahwa Jepang lebih memilih untuk meningkatkan kerja sama tingkat menteri luar negeri, patroli bersama di Laut China Selatan, serta kerja sama transfer ilmu dan teknologi pertahanan.

Jepang, menurut PM Suga, telah membantu negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) memelihara keamanan di Laut China Selatan melalui kegiatan patroli, yang salah satunya bertujuan mencegah aktivitas penangkapan ikan secara ilegal di wilayah perairan yang disengketakan tersebut.

"Saya juga ingin memanfaatkan reputasi pasukan penjaga keamanan laut kami untuk membina sumber daya manusia (di negara-negara ASEAN, red) untuk bidang ini (pertahanan maritim, red)," ujar Suga.

Sementara itu, terkait dengan kerja sama bidang pertahanan, ia menjelaskan Jepang telah menyepakati kerja sama transfer ilmu dan teknologi pertahanan dengan Vietnam demi meningkatkan stabilitas di perairan Laut China Selatan. Namun untuk Indonesia, kerja sama itu masih dibicarakan oleh pihak-pihak terkait.

Oleh karena itu, ia berharap pembahasan mengenai kerja sama pertahanan antara Jepang dan Indonesia dapat segera dipercepat demi mendapatkan hasil yang konkret.

Yoshihide Suga memilih Indonesia dan Vietnam sebagai tujuan pertama lawatan luar negerinya setelah ia pada bulan lalu ditunjuk sebagai perdana menteri Jepang menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena sakit. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler