Ludruk Madura Sambut 2019 di Rumah Pergerakan Gus Dur

Senin, 31 Desember 2018 – 12:34 WIB
Rumah Pergerakan Gus Dur menyambut 2019 dengan menggelar kesenian ludruk madura di Jakarta, Minggu (30/12) malam. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Pergerakan Gus Dur menyambut 2019 dengan menggelar kesenian ludruk Madura di Jakarta, Minggu (30/12) malam.

Kelompok Ludruk Rukun Karya dari Sumenep yang memiliki 75 anggota diboyong ke Jakarta untuk memenuhi permintaan warga Madura yang ada di Jabodetabek.

BACA JUGA: Masih Ingat Drama Gus Dur jadi Presiden?

"Masih satu rangkaian dalam acara haul Gus Dur,” kata Yenny Wahid yang merupakan putri Gus Dur.

Acara itu dihadiri beberapa figur publik seperti Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

BACA JUGA: Gus Yaqut Ajak Semua Pihak Teladani Gus Dur

Badrodin yang merupakan tokoh Madura mengaku senang bisa menghadiri acara tersebut.

Menurut dia, acara itu juga memiliki arti penting sebagai ajang bersilaturahmi.

BACA JUGA: Yenny Wahid Paparkan Program Desa Damai di Forum Dunia

"Silaturahmi yang membawa pesan pesan kerukunan," kata mantan Kapolri itu.

Jonan yang datang bersama istrinya juga mengaku senang bisa menyaksikan kesenian itu.

"Hadir di sini mengingatkan masa kecil saya sering menonton ludruk di THR Surabaya," ujar Jonan.

Ketua Umum Pemuda Muhammadyah Sunanto yang berasal dari Sumenep sempat meledek tuan rumah penyelenggara.

"Mbak Yenny pasti tidak paham bahasa Madura di ludruk ini," kata Cak Nanto yang langsung disambut dengan tawa.

Yang menarik dari ludruk ini ialah semua pemainnya laki-laki. Bahkan yang berperan sebagai perempuan pun ialah laki-laki.

Ludruk Rukun Karya memang digandrungi warga setempat hingga di luar Madura.

"Jadwal kami sudah penuh hingga dua tahun ke depan," kata Edi Suhendi, pimpinan Rukun Karya.

KH Muhammad Shalahuddin alis Gus Mamak yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, menilai ludruk masih sangat relevan pada era seperti saat ini.

"Kesenian tradisional masih relevan. Ini masih dapat menjadi sarana edukasi dan transformasi berbagai kelompok budaya,” ujar Gus Mamak. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muncul Polemik Perda Syariah, Ini Kata Yenny Wahid


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler