Luhut Disebut Bisnis PCR, Anak Buah: Tuduhannya Terlalu Gila

Senin, 08 November 2021 – 23:23 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polemik bisnis alat tes PCR yang menyeret nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tengah jadi sorotan publik.

Luhut dituding mengambil keuntungan dalam bisnis tes PCR melalui PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

BACA JUGA: Awal Mula hingga Jadi Polemik Bisnis Tes PCR, Luhut Binsar Ternyata

Adapun dua perusahaan, yakni, PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi yang terafiliasi dengan Luhut memiliki saham PT GSI tersebut.

GSI sendiri merupakan perusahaan yang mendirikan dan mengelola laboratorium untuk tes Covid-19.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 di Jakarta Kembali Naik, Luhut Ucap Kata Mohon

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menilai kasus tersebut merupakan tudingan yang gila terhadap Luhut.

"Dalam kasus GSI ini, saya merasa framingnya dan tuduhannya terlalu gila," kata Seto dalam keterangan tertulis, Senin (8/11).

BACA JUGA: Geger Bisnis Tes PCR, Anak Buah Ungkap Kronologis Keterlibatan Luhut Binsar

Seto menjelaskan awal mula PT GSI berdiri saat salah satu teman Luhut mengajak untuk berpartisipasi pendirian lab tes Covid-19 yang memiliki kapasitaa 5.000 tes per hari.

"Usul saya ke Pak Luhut, kami ikut berpartisipasi untuk pendirian lab ini. Maka tanpa pikir panjang, Pak Luhut menyampaikan ke saya, kita bantulah to mereka ini," ujar Seto.

"Akhirnya melalui Toba Sejahtera (yang memiliki dana untuk kebutuhan ini), Pak Luhut ikut mendukung pendirian lab tersebut. Maka lahirlah GSI," sambung Seto.

Seto menambahkan bahwa Luhut tidak pernah berniat mencari keuntungan dalam bisnis yang dijalankan GSI.

Sebab, dalam perjanjian pemegang saham GSI, ada ketentuan bahwa 51 persen dari keuntungan harus digunakan kembali untuk tujuan sosial.

"Oleh karena itu, sampai detik ini tidak ada pembagian keuntungan seperti dividen kepada pemegang saham. Hasil laba yang lain digunakan untuk melakukan reinvestasi terhadap peralatan atau kelengkapan lab yang lain," ujar Seto. (cr1/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler