jpnn.com, JAKARTA - Intelektual muda Hery Haryanto Azumi menyebut Indonesia adalah negara majemuk dan menjamin perbedaan sebagai sesuatu yang lumrah.
Dia mengatakan tidak ada batasan atau larangan orang kelompok tertentu menduduki suatu jabatan di Indonesia.
BACA JUGA: Bakal Cawapres Potensial, Erick Thohir Dinilai Sosok yang Mampu Merangkul Masyarakat
Hery mengatakan itu saat menjadi pembicara diskusi Pro-Kontra Presiden atau Wapres Nonmuslim Dalam Pilpres 2024 yang diselenggarakan Rumah Menggiring Arus di Tebet, Rabu (23/11).
Ketua Umum Forum Satu Bangsa itu pun menyebut sosok dari kalangan muslim sebagai mayoritas, biasanya akan menjabat presiden RI. Namun, sosok presiden RI itu bisa didampingi perwakilan nonmuslim di pos wakil presiden RI pada 2024.
BACA JUGA: Waketum Partai Garuda Sebut Capres-Cawapres 2024 Sah dapat Dana dari Bandar
"Sebagai negara dengan populasi dan potensi muslim yang besar, wajar jika presiden berasal dari kalangan muslim, namun untuk posisi wakil presiden bisa saja berasal dari kalangan nonmuslim sepanjang mendapat dukungan publik," kata Hery dalam keterangan persnya, Rabu.
Mantan Ketua Umum PMII itu mengatakan realitas dunia yang multiporal dan plural menjadi kesempatan emas untuk Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi Peringati Kandidat Capres-Cawapres agar Tidak Bawa Politik SARA pada 2024
Hery mengatakan Indonesia harus mampu mengapitalisasi keberagaman untuk kepentingan nasional.
"Sebab semua potensi yang beragam ini adalah aset nasional yang sangat penting," kata mantan Wasekjen PBNU itu.
Hery mengatakan presiden RI dari kalangan muslim diperlukan agar Indonesia bisa berperan dalam kancah internasional.
Terlebih lagi, negara-negara berpenduduk muslim signifikan menjadi penyumbang seperempat GDP global.
"Sementara itu, wapres RI dari nonmuslim dapat menjadi sinyal baik bagi negara-negara yang masih terpengaruh oleh Islamophobia yang ingin bekerja sama dengan Indonesia," kata Penggagas Forum Kiai dan Habaib Indonesia itu.
Hery kemudian menyebut beberapa figur dari nonmuslim yang layak menjadi cawapres 2024, seperti Luhut Binsar Panjaitan, Listyo Sigit Prabowo, Hary Tanoesoedibjo, Hasto Kristiyanto, hingga Basuki Tjahaya Purnama.
Dia pun menyebut Listyo sebagai sosok yang pantas menjadi Cawapres 2024 karena dikenal luas di kalangan ulama dan mampu memperbaiki citra Polri.
Kemudian, kata Hery, Luhut juga pantas menjadi cawapres karena memiliki kemampuan yang tidak diragukan karena mampu mengawal program-program strategis pemerintahan era Joko Widodo selama dua periode.
"Hary Tanoesoedibjo juga memiliki komunikasi yang luas dengan kalangan pesantren, Hasto mampu menjembatani komunikasi PDIP dengan berbagai ormas Islam, dan Ahok terbukti mampu mewadahi aspirasi masyarakat Islam Jakarta seperti membangun Masjid Hasyim Asyari," ungkap Hery.
Dia menyebut sosok dari nonmuslim tadi bisa disandingkan dengan capres 2024, seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto, hingga KSP Jenderal (Purn) Moeldoko.
"Kombinasi di tingkat pimpinan nasional ini akan menuntaskan ganjalan-ganjalan yang menghambat pencapaian tujuan nasional," pungkas Hery. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menjelang Pemilu 2024, Jokowi Beri Peringatan Ini kepada Bakal Capres dan Cawapres
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan