Lulusan Perguruan Tinggi Diminta Kembali ke Desa

Minggu, 21 Mei 2017 – 17:22 WIB
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepedulian lulusan perguruan tinggi untuk mengabdi di desa masih rendah.

Banyak mahasiswa lulusan S1 maupun S2 terkonsentrasi di perkotaan. Kalaupun ada yang bersedia bekerja di wilayah timur Indonesia maupun daerah tertinggal, jumlahnya hanya segelintir.

BACA JUGA: Aksi 1805, Ribuan Dosen Tuntut Bertemu Jokowi

Padalah pembangunan ekonomi kreatif dimulai dari desa hingga perkotaan.

Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) Johozua M Yoltuwu mengatakan, mayoritas desa tertinggal masih hangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM).

BACA JUGA: Aturan Masuk Perguruan Tinggi Jangan Diskriminatif!

Terutama yang ahli di bidang pertanian, pertambangan, perikanan, perhutanan, dan agribisnis.

"SDM kita di daerah tertinggal sangat kecil. Harus ada kerja sama dengan perguruan tinggi supaya lulusan yang dihasilkan mau kembali membangun desa," ujarnya dalam acara Seminar Nasional 'Kemitraan Strategis dalam Mendukung Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal' yang diselenggarakan Institut Ilmu Sosial dan Managemen Stiami di Jakarta, Minggu (21/5).

BACA JUGA: Seluruh PT Bisa Buka Prodi Pendidikan Profesi Guru

Apalagi, ungkap Johozua, 144 kabupaten yang saat ini masih tergolong daerah tertinggal seperti Nusa Tenggara Timur sejatinya memiliki potensi sumber daya alam yang bisa dimaksimalkan. Untuk itu diperlukan SDM yang mumpuni.


Dia pun berharap melalui kerja sama lintas kementerian/lembaga (k/l) serta perguruan tinggi akan mampu mewujudkan cita-cita pemerintah membangun Indonesia dari pinggiran sebagaimana termaktub dalam Nawacita.

"Ke depan kami akan lakukan konsolidasi untuk membedah potensi yang ada di desa. Tapi di samping itu, sekolah kejuruan dan perguruan tinggi vokasi kita fasilitasi supaya lulusannya nanti bisa diberdayakan membangun desa," tegasnya.

Sementara Rektor Institut Stiami Panji Hendrarso menyatakan dukungan untuk senantiasa membantu pemerintah di dalam pembangunan ekonomi kreatif baik di kota maupun desa.

Konsep ekonomi kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak negara karena ternyata bisa memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian.

Di Indonesia, gaung ekonomi kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global.

"Pembangunan ekonomi di masa depan membutuhkan SDM kreatif.‎ Karena itu perguruan tinggi harus menciptakan ruang kreativitas bagi mahasiswanya, mengintegrasikakan proses kreasi, produksi, dan distribusi hasil kreativitas tersebit kepada pemerintah serta industri," terangnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dinilai Hanya Perhatikan PTN


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler