Lumpuh, Terpaksa Ikut Ujian Tahun Depan

Kamis, 22 Mei 2014 – 04:33 WIB

jpnn.com - Pelaksanaan hari pertama Ujian Sekolah (US) SD se-Malang Raya, Jawa Timur nyaris tanpa cela, kemarin. Dari seluruh daerah Malang Raya,  hanya dua siswa yang absen, masing-masing dari Kota Malang dan Kota Batu. Pihak Kepolisian sendiri tak mau main-main dan mengerahkan pengamanan khusus.

Polres Malang Kota menerjunkan petugas untuk mengamankan pelaksanaan US SD. Selain bertujuan untuk membantu kelancaran US SD, juga mengantisipasi adanya pelanggaran. Tidak banyak perbedaan signifikan saat pengamanan US SD dengan UN SMP dan SMA beberapa waktu lalu.
 
Hal ini disampaikan AKP Dwiko Gunawan SH, Kasubag Humas Polresta Malang kepada Malang Post (Grup JPNN.com), Rabu (21/5). “Puluhan personel kami tugaskan. Satu personel bertugas menjaga enam sekolah,” ujar pria berdarah Minang ini.

BACA JUGA: BNN Datang, Siswa Kecanduan Rokok Curhat

Kata Dwiko, karena tak menjadi penilaian kelulusan, maka kecurangan pada tingkat SD cenderung lebih kecil. Dia juga menambahkan, para personel berada di bawah tanggung jawab Kapolsek setiap kecamatan sebagai perwira pengendali. Pengamanan US SD juga dibantu oleh Babinkamtibmas Kota Malang.

Dalam bertugas, personel memakai pakaian preman. “Ini dilakukan untuk mengurangi adanya kecurigaan siswa. Ketika memakai pakaian dinas, dikhawatirkan para siswa bertanya-tanya dan tidak fokus dalam mengerjakan soal,” ujar Dwiko, panggilan akrabnya.

BACA JUGA: Matematika Sang Jagal Kelulusan UN

Pantauan pelaksanaan US SD, di SDN Jatimulyo 1, sebanyak 17 siswa mengikuti ujian. Jumlah tersebut terdiri dari 11 putri dan lima putra. Di antara mereka, ada satu siswa yang melakukan ujian sendiri, terpisah dengan teman-teman lainnya. Siswa tersebut masuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus (ABK).

Siswa ABK itu bernama Muhammad Kasogi Ferlandes. Menurut Kepala SDN Jatimulyo 1, Kurniati, Kasogi merupakan ABK yang memiliki autis ringan. Kasogi menjalani ujian seorang diri dipantau oleh dua orang pengawas dalam satu ruang kelas.

BACA JUGA: Guru Khawatir Tunjangan Sertifikasi Dicoret

"Soal yang harus dikerjakannya juga berbeda dengan reguler. Karena kemampuannya juga berbeda. Soalnya tidak dari provinsi, tapi dibuatkan tim ABK," papar Kurniati.

Sementara itu di Kota Batu, satu siswa batal ikut Ujian Sekolah (US) lantaran sakit. Yakni, Restu Nilam Cahya yang merupakan siswa SD Muhammadiyah 04 Kota Batu. Akibatnya, bocah kelas 6 A inipun dijadwalkan dapat ikut ujian sekolah tahun depan. Meski ada ujian susulan seminggu setelah US, sebab dokter yang merawatnya pesimis siswa tersebut dapat sembuh cepat.

Tidak ikutnya satu siswa ini baru diketahui saat rombongan Wakil Wali Kota, Punjul Santoso, Kadisdikpora, Budi Santoso, dan Kadikdas Disdikpora, Esti Dwiastuti melakukan sidak ke sekolah-sekolah. Sidak dimulai dari SDN Ngaglik 1, SDK Sang Timur, SD Citra Bunda, dan SD Muhammadiyah 04 serta terakhir MI Miftahul Ulum.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 04, Zulkifli Hasan mengatakan, anak didiknya absen karena sakit paru-paru. Sehingga, kedua tangannya mengalami lumpuh dan tidak dapat digerakkan. Menurutnya, siswa yang bersangkutan sakit sejak sebulan yang lalu, dan baru dua hari lalu memberi tahu jika tidak dapat ikut ujian.”Kami pikir dia juga bisa ikut ujian susulan, tapi dokter melarangnya dan menyarankan supaya ikut tahun depan. Sekarang proses penyembuhan total,” kata Zulkifli saat di sekolah.

Dia menyebut, siswa ini tergolong tidak mampu, orangtua perempuannya sudah meninggal. Ia hidup dengan orangtua laki-lakinya, sehingga tidak terurus. Makanya, untuk segala biaya perawatan siswa ini ditanggung sekolah.”Di sekolah ada 77 siswa yang ikut US tahun ini, dan tidak ada masalah. Tapi kami menyayangkan satu siswa mengalami sakit, padahal dia termasuk siswa yang pintar,”sebutnya.

Sementara itu, Kabid dikdas Disdikpora, Esti Dwiastuti mengungkapkan, bahwa di Kota Batu, ada sekitar 3.143 siswa yang ikut US dari 82 lembaga. 71 merupakan SD, 11 diantaranya adalah MI.”Berjalan lancar baik proses pendistribusian dari Polsek ke sekolah, ujian susulan minggu depan, semoga siswa dapat menuntaskan tiga hari kedepan,”paparnya dengan ramah.

Sedangkan, di Kabupaten Malang, pendistribusian soal ujian dari sub rayon ke masing-masing sekolah lancar. Peserta ujian sekolah juga tidak ada yang absen atau mengundurkan diri.

“Ujian sekolah SD hari pertama sama sekali tidak ada kendala. Pelaksanaan ujian berjalan lancar. Baik pendistribusian soal ataupun jumlah soal yang dibagikan kepada siswa, tidak ada masalah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Budi Iswoyo.

Budi menambahkan, total siswa yang ikut ujian sekolah (US) di Kabupaten Malang sebanyak 39.909 peserta. Rinciannya untuk SD Negeri-Swasta sebanyak 32.060 siswa. Sedangkan untuk MI Negeri – Swasta sebanyak 7849 siswa. Dari total tersebut, semuanya hadir dan tidak ada yang absen.

“Kami sudah meminta laporan dari sekolah lembaga sekolah, bahwa pelaksanaan ujian berjalan lancar, siswa tidak ada yang absent pada ujian hari pertama. Seperti pada tahun lalu, tahun ini kami juga menargetkan siswa lulus 100 persen,” terangnya.

Ariansyah, salah satu siswa di SD Negeri Ardirejo 1 Kepanjen, mengatakan bahwa materi ujian Bahasa Indonesia sama sekali tidak sulit. Meski ada beberapa soal yang sempat membuatnya bingung, namun semuanya soal bisa diselesaikannya.

“Soalnya mudah tidak ada yang sulit. Pelajaran yang pernah diberikan guru saat sekolah, banyak yang keluar,” tutur Ariansyah, yang juga diamini salah satu temannya saat pulang usai mengikuti ujian sekolah.

Pantauan Malang Post di beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Pakisaji dan Kepanjen, kemarin pelaksanaan ujian sekolah tepat dilakukan pukul 08.00. Siswa mengerjakan soal ujian selama dua jam sampai pukul 10.00. Namun waktu ujian masih belum habis dan kurang 15 menit, sudah banyak siswa yang selesai mengerjakan soal.(mg3/rul/mik/agp/ary)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkat Kelulusan di Jakarta Utara Paling Rendah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler