Lupakan Drama Jakarta

Kamis, 19 Desember 2013 – 06:38 WIB
Setelah sampai Naypyitaw Timnas Indonesia langsung melakukan latihan ringan di halaman belakang Hotel Sky Palace, Selasa (17/12). Foto: Sugeng Deas/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - NAYPYITAW - Dua tahun silam, Indonesia harus mendapatkan aib di balik kesuksesannya jadi juara umum pada SEA Games 2013. Aib yang justru terjadi di stadion kebanggaannya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Apalagi, lawan yang mengalahkannya itu adalah Malaysia, musuh bebuyutan sepanjang masa.

Drama di Jakarta itu mungkin masih belum bisa dilupakan publik Indonesia sampai saat ini. Pun demikian dengan para pemain ataupun pelatih yang saat ini masih berada di dalam skuad Garuda Muda "julukan timnas Indonesia U-23. Betapa tidak, saat itu Indonesia tumbang atas Malaysia melalui adu tendangan penalti dengan skor 3-4.

BACA JUGA: Semprotan Hentikan Latihan Garuda Muda

Nah, kali ini, upaya Indoensia bangkit dari tidur panjang meraih juaranya di SEA Games kembali dihadang Harimau Malaya. Bedanya, bukan di pertandingan final seperti di SEA Games 2011, tetapi sudah bertemu sejak babak semifinal di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, Myanmar, Kamis (19/12) sore nanti.

Indonesia melenggang ke babak semifinal dengan bermodalkan status sebagai runner up Grup B di bawah Thailand yang tidak terkalahkan sepanjang babak penyisihan Grup lalu. Sedangkan tim Malaysia sendiri melangkah ke babak empat besar dengan status juara yang tidak terkalahkan di Grup A.

BACA JUGA: Malaysia Waspadai Pergerakan Andi-Diego

Alasan yang logis untuk tidak meletakkan nama Indoensia sebagai unggulan untuk memenangi satu tiket menuju final, 21 Desember mendatang. Selain karena performa naik turun timnas U-23 selama babak penyisihan kemarin, performa Malaysia yang cukup trengginas di grup A pun bisa jadi alasannya.

Selain itu, dari sisi rekor head to head pertemuannya selama ini, Indonesia selalu kesulitan saat melawan Malaysia. Untuk level SEA Games, Indonesia kali terakhir mempecundangi Malaysia adalah 1999 silam dengan enam gol tanpa balas. Sedangkan untuk level senior, kemenangan 2-1 pada second leg piala AFF 2010 silam jadi yang terakhir kalinya kemenangan bagi Garuda.

BACA JUGA: PBSI Nilai Prestasi Atlet Memburuk

Namun, hidup tidak dapat selalu berdasarkan dengan kejadian di masa lalu. Begitu juga dengan bagaimana kans Indoensia untuk memenangi pertandingan sore nanti. Panjangnya rekor tanpa kemenangan atas Malaysia tidak menjadi ukuran bahwa Kurnia Meiga Hermansyah dkk bakal menjadi pecundang.

Begitulah spirit yang diungkapkan pelatih Rahmat Darmawan usai memimpin anak asuhnya saat sesi latihan di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, siang kemarin (18/12). "Tidak bisa rekor selalu dijadikan sebagai dasar bahwa kami bakal kesulitan mengalahkan Myanmar. Bicara soal rekor itu juga bicara soal sejarah. Dalam sejarah, kami pun juga pernah mengalahkan Malaysia," ujar pelatih yang akrab disapa RD itu.

RD menganggap kekalahan atas Malaysia di SEA Games sebelumnya bukan sebagai acuan, tapi jadi pelajaran yang harusnya diperbaiki oleh timnas U-23 kali ini. Dan, untuk misi itu, pelatih yang akan menukangi Persebaya Surabaya dalam Indonesia Super League (ISL) 2014 tersebut menganggap anak asuhnya sudah punya bekal.

Bukan hanya bekal dari sisi skill mereka saja, pun demikian dengan bekal dari pengalamannya di SEA Games 2011 silam. Rata-rata, hampir separo dari kekuatan utama timnas U-23 merupakan penggawa timnas di SEA Games 2011 silam. "Dan kali ini, anak-anak sudah mantap mengakhiri laga besok dengan kemenangan," imbuhnya.

Senada dengan RD, Andik Vermansah pun juga bertekad untuk mengakhiri pembalasan kepada Malaysia. Dendam yang dirasakan, menurut Andik, tidak seberapa besar ketimbang setahun usai kekalahan memalukan di Jakarta.

"Yang pasti hari ini ya hari ini, dan besok adalah besok. Besok yang harus kami jalani dan besok juga kami dapatkan kemenangan itu kembali," koar pemain yang musim lalu merumput di Persebaya 1927 itu.

Sementara itu, Malaysia sendiri menjalani sesi latihannya di Paung Long Stadium, Naypyitaw, sore kemarin. Dalam pernyataannya, arsitek Malaysia, Datuk Ong Kim Swee enggan membahas rivalitas sepakbola antara negara asuhannya dengan Indonesia jelang semifinal SEA Games 2013 ini.

"Semuanya sudah mengetahui tentang rivalitas sepakbola antara Malaysia dengan Indonesia. Hanya, untuk saat ini, kami akan melupakannya, yang harus kami pikirkan sekarang ini adalah bagaimana kami bisa mendapatkan satu tempat di babak final nanti. Itu saja," ungkap pelatih yang mengantarkan Malaysia menjadi juara SEA Games 2011 silam.

Pengalaman mengalahkan Indonesia dalam beberapa kali di ajang berbeda membuat Malaysia jadi yakin bisa mengulanginya kembali. Dua kali SEA Games menang dari Indonesia dianggap Kim Swee sebagai bekalnya. "Sekarang kami tinggal memikirkan faktor terburuk apa yang akan kami hadapi dari Indonesia," pungkasnya. (ren/dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lotus Masih Punya Hutang Pada Kimi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler