M Nuh: Pendidikan Dapat jadi Mesin Mobilitas Vertikal

Rabu, 16 Maret 2011 – 18:11 WIB
DEPOK - Tata kelola pendidikan harus terus-menerus dilakukan secara efektif dan efisien, baik dari sisi penggunaan anggaran maupun proses pendidikan itu sendiriMenteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan, efisiensi perlu dilakukan, karena dari sisi anggaran pendidikan terus membaik

BACA JUGA: Perekrutan Siswa RSBI Pakai Online

Sedangkan efektivitas dilakukan, karena proses di dunia pendidikan tidak bisa dibalik (irreversable).

"Efisiensi tidak harus diterjemahkan (sebagai) pengiritan, tetapi ketepatan dalam mengalokasikan sumber daya, termasuk dana," jelas Nuh, pada pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) Tahun 2011, di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdiknas, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3).

Dalam acara yang turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono tersebut, Nuh menyampaikan bahwa pendidikan dapat dijadikan sebagai mesin mobilitas vertikal, baik sosial, ekonomi dan budaya
Ia pun mengilustrasikan seorang anak berusia 10 tahun, yang setelah mengikuti proses pendidikan dan lulus pada usia 23 tahun, pada usia 44 tahun sudah (bisa) menjadi pimpinan perusahaan (CEO).

Berdasarkan ilustrasi itu, kata M Nuh pula, maka prinsip yang dipegang dalam mengelola dunia pendidikan haruslah ramah secara sosial

BACA JUGA: Kepsek RSBI Dimutasi, Kemdiknas Siapkan Sanksi

"Jangan sekali-sekali kita men-drop out atau mengeluarkan siswa kita, mahasiswa kita, karena pertimbangan finansial
Drop out pada hakekatnya adalah urusan keputusan akademik

BACA JUGA: Pungutan RSBI Tinggi Dipicu Permendiknas

Tetapi kalau penyebabnya non-akademik, tidak nyambung," katanya.

Mendiknas pun menyebutkan, dalam hal ini ada lima fokus utama Kemdiknas, yakni pendidikan anak usia dini (PAUD), menuntaskan wajib belajar 9 tahun, pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan vokasi, serta pendidikan tinggi"PAUD akan kita jadikan sebagai gerakan nasionalKita kaitkan PAUD, pos yandu, dan pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS)Pemerintah tidak mendirikan lembaga baru, tetapi mendukung organisasi sosial kemasyarakatan yang sudah bergerak di lapangan," terangnya.

Adapun terkait tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini, menurutnya terkait pada akses mencakup ketersediaan dan keterjangkauan, peningkatan kualitas pendidikan, kinerja 2011, serta kesetaraan pendidikan.

Sementara itu, Menko Kesra Agung Laksono menyampaikan, Indonesia memiliki kesempatan emas jika dilihat dari jumlah penduduk usia produktif yang mencapai 70 persenSyaratnya menurut Agung, adalah apabila mampu menyediakan pendidikan yang berkualitas dan mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk"Saya menaruh harapan besar, agar kegiatan ini benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai media bagi penyelarasan perencanaan pembangunan pendidikan," ujarnya pula(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lulusan SMK Lebih Berpeluang Dapat Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler