jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (21/4), tak bisa berkutik atas penguatan dolar AS.
Rupiah ditutup melemah 55 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.468 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.413 per dolar AS.
BACA JUGA: Mohon Bersabar, Rupiah Kembali Terpukul oleh Dolar AS
"Pada bulan April permintaan untuk dolar meningkat karena banyak perusahaan-perusahaan yang listing di bursa harus membayar dividen kuartal pertama, sehingga permintaan untuk dolar relatif cukup tinggi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.
Dengan tingginya kebutuhan dolar, lanjut Ibrahim, maka Bank Indonesia (BI) kembali turun ke pasar guna melakukan intervensi sehingga bisa membantu pasar kembali kondusif.
BACA JUGA: Tidak Boleh Satu Rupiah pun Dana Haji Buat Corona
Keputusan tersebut juga mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi akibat pandemi COVID-19.
"Walaupun pasar terus bergejolak namun BI optimis bahwa fundamental ekonomi masih kuat dan stabil. Arus modal asing yang diperdagangkan sesi siang terus keluar pasar, namun pada saat mendekati penutupan pasar arus modal asing kembali masuk dan kembali membanjiri pasar valas dan obligasi dalam negeri," ujar Ibrahim.
BACA JUGA: Tuah Jumat, Rupiah Terhadap Dolar AS Paling Perkasa se-Asia
Dari eksternal, harga minyak mentah anjlok ke level terendah karena pasokannya berlebih dan para produsen kehabisan tempat untuk menampung.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun hingga ke zona negatif untuk pertama kalinya, yaitu minus 37,63 dolar AS per barel pada perdagangan Senin (20/4) kemarin.
Sejalan dengan itu, permintaan minyak juga nyaris nihil karena kebijakan jaga jarak yang membuat sepertiga populasi dunia berdiam diri di rumah masing-masing.
Penyebabnya adalah pandemi COVID-19 yang menyerang hampir seluruh negara. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha