Mabes Polri Adakan Kursus Pengamanan Stadion, Peserta Diajari Mengatasi Situasi Darurat

Sabtu, 28 Januari 2023 – 09:52 WIB
Asops Kapolri Irjen Agung Setya Imam Effendi soal pelaksanaan kursus pengamanan stadion di Jakarta, Jumat (27/1/2023). Foto: Mabes Polri

jpnn.com, JAKARTA - Pihak Mabes Polri mengadakan kursus manajemen pengamanan stadion bersama para mentor berpengalaman di dunia. Kegiatan itu dipusatkan di Jakarta sejak Rabu (25/1) hingga Kamis (2/2) mendatang.

Pada Jumat (27/1) kemarin, para peserta kursus diperkenalkan cara mendeteksi suporter yang dicurigai sebagai provokator dalam pertandingan sepak bola melalui aplikasi.

BACA JUGA: Piala AFF Akan Masuk Kalender FIFA? Begini Penjelasan Gianni Infantino


Peserta kursus manajemen pengamanan stadion saat berada di Stadion GBK Jakarta, Kamis (26/1/2023). Foto: Mabes Polri

Menurut Asisten Operasi atau Asops Kapolri Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, kegiatan itu diikuti 66 peserta dari aparat keamanan, penyelenggara pertandingan serta para pihak terkait.

BACA JUGA: Eks Kapolres Malang Mengaku Tak di Dalam Stadion Saat Tragedi Kanjuruhan

"Selain diperkenalkan menggunakan aplikasi bagaimana mendeteksi suporter dicurigai sebagai provokator, para peserta kursus pengamanan stadion juga dikenalkan istilah prinsip kolaborasi, METHANE," kata Irjen Agung setya Imam Effendi.

Prinsip METHANE adalah singkatan dari Major Incident, Exact Location, Type of Incident, Hazard, Access, Number of Casualities dan Emergency Services.

BACA JUGA: Indra Sjafri: Kalau terkait FIFA, Mari Kita Bicarakan Piala Dunia

Mantan Kapolda Riau itu menerangkan Major Incident merupakan tanda apakah insiden besar telah diumumkan. Exact Location menyatakan apa lokasi yang tepat dari wilayah geografis kejadian, Type of Incident merupakan jenis insiden yang terjadi.

Sementara, Hazard terkait dengan potensi bahaya apa yang dapat diidentifikasi, dilanjutkan dengan Access atau rute terbaik untuk akses keluar suporter saat situasi darurat.

"Para peserta berjumlah 66 orang juga dikenalkan berapa banyak korban dan bagaimana kondisi mereka serta Emergency Services, mana dan berapa banyak aset serta personel tanggap darurat yang diperlukan," tutur Irjen Agung Setya.

Selain itu, para peserta kursus juga diperkenalkan dengan berbagai situasi, mulai dengan kode hijau, kuning hingga merah alias darurat, serta bagaimana langkah-langkah yang harus diambil dalam kondisi tersebut sesuai dengan aturan FIFA.

Materi kursus manajemen pengamanan stadion diberikan langsung oleh Tim Teaching dari Coventry University, Inggris yang dipimpin Prof Mike Hardy dan Prof David Mcellhalton.

Mabes Polri juga menghadirkan anggota Kepolisian Skotlandia yang berpengalaman merancang pengamanan Piala Dunia, Patrick O’Callaghan dan Inspektur Pertandingan, Calum Glenny.

Agung menyebut pada Kamis (26/1) lalu, para peserta langsung dibawa ke lapangan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) guna mengamati satu per satu sarana stadion.

Mereka juga diperkenalkan Venue Operation Control di stadion terbesar di Indonesia tersebut. Pengenalan itu merupakan bekal awal bagi peserta kursus kelas operator dan trainer.

Pada kesempatan itu, kata Irjen Agung, Mike Hardy menekankan 3 hal yang ditransformasikan kepada 66 peserta selama kursus berlangsung selama sepekan, yakni pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan nilai (Value).(fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler