jpnn.com - BANDUNG - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyatakan bahwa Mabes Polri harus bisa membuktikan keaslian bukti chat Vina.
Reza menyampaikan itu merespons soal tersebarnya chat diduga dari Vina kepada temannya di tanggal kejadian tewasnya Vina dan Eki di Cirebon, itu.
BACA JUGA: Ahli Psikologi Forensik Beri Catatan buat Polri di Kasus Vina Cirebon
“Setelah berpekan-pekan saya utarakan betapa pentingnya dibuka bukti komunikasi elektronik atau ekstraksi data gawai Vina, Eki, dan delapan tersangka (sekarang berstatus terpidana), kini tersebar dokumen yang disebut berisi ekstraksi data dimaksud. Isinya, terutama adalah pada jam 22:14:10, ada komunikasi antara Vina dengan kedua temannya,” kata Reza dalam keterangannya kepada JPNN, Sabtu (10/8).
Lulusan Universitas Melbourne itu mengatakan apabila bukti chat yang tersebar adalah asli, maka itu bisa menjadi bukti autentik yang mematahkan narasi bahwa Eki dan Vina dianiaya, diperkosa massal, dan dibunuh secara terencana.
BACA JUGA: Bareskrim Polri Datangi Lapas Jelekong Bandung, Periksa 2 Terpidana Kasus Vina Cirebon
Bukti ini juga diyakini bisa mengubah status hukum para terpidana yang divonis penjara seumur hidup itu.
Namun, penyidik punya pekerjaan rumah, yakni memastikan keaslian chat dengan cara mengekstraksi data langsung dari ponsel milik Vina atau dua temannya.
“Mabes Polri perlu menjawab dua hal. Pertama, apakah bukti ekstraksi data itu adalah benar? Jika ya, kedua, mengapa Polda Jabar tidak membawa bukti penting itu ke dalam berkas bukti di persidangan (tahun) 2016?,” jelasnya.
BACA JUGA: Diperiksa Bareskrim 10 Jam, Terpidana Vina Cirebon Tak Tahu Peristiwa Pembunuhan
“Sikap Polda Jabar itu terindikasi sama dengan temuan bahwa, dalam banyak kasus salah pemidanaan, penyidik secara sengaja menutup-nutupi bukti yang dapat meringankan bahkan membebaskan terdakwa,” lanjutnya. (mcr27/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina