Macron: Tuan Putin Melakukan Kesalahan Besar, Makanan Bukan Senjata

Rabu, 19 Juli 2023 – 17:10 WIB
Vladimir Putin. Foto; AFP

jpnn.com, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh Rusia menggunakan "makanan sebagai senjata" dengan menangguhkan kesepakatan biji-bijian, saat ia berkomentar tentang keputusan Moskow untuk menarik diri dari Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam sehari sebelumnya.

Ketika berbicara kepada wartawan di sela KTT Komunitas Uni Eropa Negara Amerika Latin dan Karibia (EU-Community of Latin American and Caribbean States/CELAC) di Brussel, Belgia, pada Selasa (18/7), Macron menyoroti keputusan Rusia itu.

BACA JUGA: Presiden Belarusia: Jika Rusia Runtuh, Kami Akan Mati

Menurutnya, keputusan sepihak oleh Rusia tersebut akan menimbulkan dampak signifikan pada negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia yang sangat bergantung pada perjanjian itu.

"Mereka yang meragukan keputusan Tuan Putin dan komitmennya untuk kebaikan bersama, kini jawabannya sangat jelas, ia memutuskan untuk menggunakan makanan sebagai senjata, dan saya pikir ini adalah kesalahan besar," kata Presiden Prancis tersebut.

BACA JUGA: Rusia Mengambek, Pasokan Pangan Dunia Kembali Terancam

Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin, mengumumkan pada Senin (17/7) bahwa Rusia menangguhkan kesepakatan tersebut dengan menyatakan bahwa bagian Rusia dari perjanjian tersebut tidak dilaksanakan.

Perjanjian itu, yang awalnya ditandatangani pada Juli tahun lalu di Istanbul oleh Turki, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rusia, dan Ukraina, bertujuan untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.

BACA JUGA: NATO Tuding Putin Memperdalam Perpecahan di Rusia

Ekspor tersebut telah dihentikan akibat perang Rusia-Ukraina yang mulai berlangsung pada Februari 2022.

Pada 18 Mei, kesepakatan itu diperpanjang dengan tambahan 60 hari untuk memastikan kelanjutan ekspor biji-bijian dan mencegah krisis pangan dunia.

Para pemimpin Uni Eropa dan pemimpin CELAC telah berkumpul, untuk membahas bisnis dan pembangunan, di Brussel pada KTT EU-CELAC selama dua hari yang berlangsung sampai 18 Juli.


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler