Mahasiswa asal Malang Belum Berniat Pulang

Kamis, 17 Maret 2011 – 10:01 WIB

MALANG- Musibah yang menimpa Negara Jepang sempat memantik kekhawatiran Universitas Brawijaya (UB) MalangSebab saat ini ada 36 dosen dan enam mahasiswa UB yang tengah berada di Jepang

BACA JUGA: Penyaluran BOS Lambat, 315 Pemda Kena Sanksi

Kabar terakhir yang dihimpun menyebutkan bahwa seluruh mahasiswa tersebut dalam keadaan selamat.

“Sampai saat ini kami mendapatkan laporan dari salah satu dosen yang sedang studi lanjut di Jepang, semua dosen UB yang sedang studi di sana dalam keadaan baik-baik saja,” ungkap Kepala Bagian Humas Universitas Brawijaya Dra Susantinah Rahayu.

Mahasiswa dan dosen UB itu, di antaranya adalah enam mahasiswa terdiri dari tiga mahasiswa double degree dari Fakultas Teknik dan sisanya mahasiswa pertukaran pelajar dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) jurusan Sastra Jepang.

Informasi dari salah satu dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Acmad Basuki yang sedang studi doktoral di Keio University, Tokyo menyampaikan belum ada yang mengabarkan dosen UB menjadi korban
Menurutnya di Tokyo sedang mengalami pemadaman listrik bergilir

BACA JUGA: Di Jayawijaya, Dua Sekolah Tak Ikut UN

Ia menyarankan untuk masyarakat di tanah air yang ingin menghubungi kolega atau keluarga di Jepang lebih baik melaui email, facebook atau twitter karena jaringan telpon belum stabil
  

Sedangkan salah satu mahasiswa FIB yaitu Marisa menjelaskan ada dua mahasiswa UB yaitu Thia Juwita dan Wirasti yang menjadi pengungsi

BACA JUGA: 65 Mahasiswa Indonesia Dipulangkan

Keduanya sedang mengikuti program pertukaran pelajar di Tsukuba University yang berada di Prefektur Ibaraki sedangkan Wirasti di Yamagata UniversityYamagata berdekatan dengan Miyagi yang menjadi daerah terparah akibat bencana iniSaat gempa, Thia mengungsi ke Kusuga University sedangkan Wirasti yang saat kejadian berada di Tokyo, memilih tinggal di rumah rekannya di Fukuoka 

Salah satu mahasiswa, Thia mengatakan sejak Sabtu (12/3), dirinya sudah kembali ke Asrama Mahasiswa TsukubaListrik dan  jaringan internet sudah bisa digunakan, hanya air yang masih sulitKeran air yang biasanya digunakan belum semua berfungsiSelain itu layanan publik seperti transportasi belum sepenuhnya normalBus yang biasanya datang setiap 20 menit sekarang datang setiap satu jam.

Mahasiswa yang berangkat ke Jepang dengan beasiswa Manbugakusho ini belum berniat untuk meminta pulangSebelum ada perintah pulang dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), Thia memilih untuk bertahan di Tsukuba bersama warga Indonesia lainnya"Lagi pula di sini sudah seperti keluarga," tuturnya.

Ditanya mengenai bahaya radiasi, Thia menyampaikan seperti disampaikan ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Tsukuba meminimalisir keluar rumah, dan juga menutup kaca rumahInformasi yang ia terima efek radiasi belum sampai di kotanya

“Untuk kota yang jaraknya puluhan kilo efeknya cuma satu sepersepuluh, berarti lebih kecil lagi untuk kota kami yang jaraknya 220 kilometer, “ tuturnya.
Di akhir pembicaraan , ia mengharapkan doa dari semua sivitas UB agar keadaan semakin membaik“Saya mohon doanya saja, agar keadaan disini cepat membaik,” pungkasnya(oci/han)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendiknas Kebut Revisi Aturan RSBI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler