Dalam berbagai paket bantuan ekonomi yang sudah diumumkan sebelumnya, para pemegang visa sementara di Australia tidak mendapat bantuan apapun. Bantuan Untuk Pemegang Visa Sementara
BACA JUGA: Ramai-Ramai Gugat Tiongkok Soal Penyebaran Virus Corona
Sekarang pemerintah negara bagian Tasmania menyediakan paket bantuan sebesar $3 juta (sekitar Rp 30 miliar) bagi sekitar 26 ribu pemegang visa sementara di sana, berkenaan dengan pandemik COVID-19.
Karena memegang visa sementara, mereka biasanya tidak mendapatkan bantuan apapun, seperti yang berlaku untuk warga negara dan mereka yang sudah memiliki status warga permanen di Australia.
BACA JUGA: Australia dan Amerika Bakal Berkolaborasi Sudutkan Tiongkok soal Virus Corona?
Sekarang mereka yang bisa membuktikan mengalami kesulitan keuangan di Tasmania akan mendapat bantuan $ 250 (sekitar Rp 2,5 juta) per orang, dan $1 ribu (sekitar Rp 10 juta) per keluarga.
Kebanyakan pemegang visa sementara ini adalah mereka yang baru tiba dan banyak tidak memiliki pekerjaan tetap.
BACA JUGA: Lagi-Lagi, Warga Tiongkok Jadi Sasaran Serangan Rasisme Terkait Corona
Menteri Utama (Premier) Tasmania Peter Gutwein mengatakan adalah 'tindakan yang adil' guna membantu mereka yang sudah memberikan sumbangan bagi perekonomian negara bagian tersebut.
"Penting sekali membantu orang-orang ini yang sudah bekerja dalam masyarakat dan mendapat penghasilan, dan paket ini akan bisa membantu meringankan beban mereka." katanya.
"Saya tidak sependapat dengan pesan bahwa pemegang visa sementara ini harus kembali ke negara masing-masing. Dalam banyak kasus mereka tidak bisa melakukannya."
Para pekerja yang ingin kembali ke negara masing-masing akan mendapat bantuan dari pemerintah Tasmania untuk melakukannya.
Sementara itu LSM yang membantu para pemegang visa sementara ini juga akan mendapat bantuan dari pemerintah.
Menurut Peter Gutwein, kebanyakan pemegang visa sementara ini adalah mereka yang bekerja sebagai pemetik buah, mahasiswa dan pekerja di bidang jasa layanan, dan bantuan kaan diberikan dalam empat tahap mulai hari Rabu (22'/4/2020).
Tahap pertama adalah bayaran langsung bagi pemegang visa sementara tersebut, disusul tahap kedua dengan sasaran bantuan dana darurat bagi LSM yang membantu para pemegang visa sementara.
Tahap ketiga meliputi bantuan keuangan dan saran perjalanan bagi pekerja yang ingin kembali ke negara masing-masing, dan keempat adalah bantuan bagi bisnis yang ingin mempertahankan pekerja yang tidak bisa meninggalkan Tasmania.
"Ini bantuan yang tidak besar, tetapi bagi siapa saja diantara kita yang punya anak di tempat lain, kami berharap mereka juga mendapat bantuan." kata Gutwein.
Sampai hari Rabu (22/4/2020) pagi, ada 201 kasus positif corona di Tasmania, dengan 77 diantaranya sudah sembuh. Australia membeli cadangan minyak besar-besaran
Sementara itu dengan harga minyak dunia yang begitu rendah saat ini, pemerintah Australia akan menghabiskan dana $94 juta (lebih dari Rp 940 M) untuk membeli minyak guna meningkatkan cadangan nasional.
Menteri Energi Australia Angus Taylor mengatakan pemerintah mengambil keputusan membangun cadangan minyak strategi, dengan minyak itu akan disimpan di Amerika Serikat.
"Tempat penyimpanan sekarang ini di Australia penuh, dan kami bekerja sama dengan industri untuk membangun penyimpanan lokal."
"Sekarang waktunya membeli minyak dan itulah yang kami lakukan sekarang."
Angus Taylor mengatakan cadangan itu harus ditingkatkan guna memastikan Australia memiliki cadangan bila ada 'masalah pasok minyak di masa depan."
Australia saat ini memiliki cadangan minyak yang bisa digunakan selama 30 hari, namun pemerintah ingin memiliki cadangan yang lebih besar. Photo: Australia berusaha meningkatkan cadangan minyak nasional di tengah harga minyak dunia yang sangat rendah sekarang ini. (Reuters: Richard Carson)
Tidak kasus corona di Australia Barat kedua kalinya dalam sepekan
Di Australia Barat, Premier Mark McGowan mengatakan bahwa untuk hari kedua dalam sepekan terakhir tidak ada kasus corona positiif di sana.
Dengan itu, berarti di Australai Barat hanya ada 4 kasus COVID-19 dalam empat hari terakhir dengan total kasus di sana adalah 546.
"Ini adalah hasil yang luar biuasa, dan saya ingin mengucapkan selama kepada semua dalam masyarakat yang membantu tercapainya hasil seperti ini." katanya.
Kasus positif corona di sana sekarang turun menjadi 88, dengan delapan orang tinggal di kawasan regional yaitu di luar ibukota Perth.
Ada 25 pasien yang masih dirawat di rumah sakit, dengan lima orang diantaranya di ruang perawatan intensif. Amerika Serikat hentikan proses imigrasi selama 60 hari
Sementara itu di Amerika Serikat Presiden Donald Trump mengatakan dia berencana mengeluarkan perintah penghentian proses imigrasi selama 60 hari guna melindungi para pekerja Amerika yang terpengaruh krisis virus corona.
Dalam jumpa pers harian, Presiden Trump mengumumkan penundaan itu tidak berlaku untuk visa untuk pekerja sementara dan akan dikaji lagi setelah 60 hari.
"Perintah ini hanya berkenaan dengan mereka yang ingin mendapatkan status warga permanen. Dengan kata lain, mereka yang mengajukan untuk mendapatkan green card." katanya. External Link: @realDonaldTrump In light of the attack from the Invisible Enemy, as well as the need to protect the jobs of our GREAT American Citizens, I will be signing an Executive Order to temporarily suspend immigration into the United States!
Presiden mengatakan pemerintahannya akan mengkaji langkah-langkah imigrasi lainya dan melihat bagaimana perekonomian di negara-negara bagian sebelum memutuskan apakah akan memperpanjang larangan tersebut.
Dia mengatakan bahwa adalah hal yang tidak adil dan salah ketika warga Amerika yang kehilangan pekerjaan kemudian digantikan oleh tenaga kerja yang baru datang.
"Dengan menghentikan imigrasi untuk sementara, kita menempatkan warga Amerika yang menganggur di garis depan ketika Amerika dibuka lagi."
"Penghentian sementara ini juga akan membantu Amerika menghemat sumber daya vital di bidang medis untuk warga Amerika."
Amerika Serikat sekarang ini memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, dengan lebih dari 823 ribu orang terinfeksi dan 44800 kematian, menurut data dari Johns Hopkins University.
Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Luar Biasa, Semoga Cepat Menular ke Indonesia, agar Kita Bisa Bebas ke Mana Saja