Seorang mahasiswa asal Australia, Sally Hodgetts, yang sebelumnya memperdalam bahasa Indonesia di Kupang (NTT) menyumbangkan buku dan berbagai peralatan belajar lainnya, untuk mendukung perpustakaan 'berjalan" di sana.

Bulan Juni 2015, Sally Hodgetts yang merupakan mahasiswa bahasa sekaligus pegawai di Charles Darwin University (CDU) Darwin, berkesempatan mengikuti program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang selama tiga minggu.

BACA JUGA: Patroli Australia di Laut China Selatan Mendapat Tantangan dari Militer China


Sally Hodgetts mengajar anak-anak di tepi pantai di Kupang. (Foto Mitra)

Selama berada di Kupang, Sally Hodgetts bertemu dengan komunitas Mahasiswa Indonesia Timur Relasi Asing (MITRA) di Undana yang pada saat itu bertugas sebagai pendamping dan native speaker untuk bahasa Indonesia selama program BIPA.

BACA JUGA: Ganja Sintetis Diujicobakan Sebagai Obat Epilepsi Anak di Australia

Menurut salah seorang relawan Mitra, Claudya Anastasia Dhaja kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya, dari pertemuan tersebut, MITRA kemudian mengajak  Hodgetts dan beberapa peserta program BIPA dari Australia untuk mengikuti program MITRA Mengajar di area pesisir pantai di kota Kupang.

Menurut Dhaja, program MITRA Mengajar merupakan salah satu dari beberapa program yang dimotori oleh komunitas MITRA sejak tahun 2014.

BACA JUGA: Penderita Infeksi Virus Zika Disarankan Tak Berhubungan Seks 6 Bulan

"Setiap minggunya selama satu semester mahasiswa dari MITRA secara sukarela mengajarkan bahasa Inggris dan topik – topik yang berhubungan dengan lingkungan serta pelajaran – pelajaran tambahan lainnya." katanya.

Sasaran dari kegiatan tersebut adalah para siswa Taman Kanak – Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) yang berdomisili di area pesisir pantai yang membutuhkan bimbingan belajar khususnya pelajaran bahasa Inggris. Bimbingan belajar dilaksanakan di bawah naungan pohon Bakau beralaskan terpal dan kayu.

"Adapun fasilitas mengajar yang tersedia sangat minim. Hal ini dikarenakan setiap mahasiswa yang bertugas untuk mengajar mempersiapkan bahan ajarnya secara swadaya." kata Dhaja.


Sally Hodgetts dan Nathan Franklin dari CDU yang menyumbangkan buku-buku dalam bahasa Inggris. ( Foto: Mitra)

Saat itu Sally Hodgetts dan beberapa mahasiswa serta instruktur BIPA dari Australia turut membantu memotivasi serta mengajarkan bahasa Inggris bagi para siswa di area pesisir pantai selama satu hari.

Setelah kembali ke Darwin, Sally Hodgetts berinisiatif untuk mendukung program MITRA Mengajar dengan mengupayakan sebuah perpustakaan berjalan yang disebut Mobile Library.

Melalui Dr Nathan Franklin, dosen Bahasa Indonesia di CDU, Mobile Library ini dibawa ke Kupang dan diserahkan ke komunitas MITRA pada pertengahan Januari 2016.

Ada buku – buku bahasa Inggris, alat tulis menulis, tas dan tikar yang dapat dibawa ke mana – mana dan bisa digunakan oleh siswa SD, Sekolah Menengah maupun mahasiswa yang ingin belajar bahasa Inggris dengan suasana yang lebih santai.

Dengan Mobile Library ini, kegiatan MITRA Mengajar menjadi terbantu oleh adanya akses untuk buku – buku pelajaran bahasa Inggris.


Inilah buku-buku yang disumbangkan oleh Sally Hodgetts. (Foto Mitra)

Menurut Dhaja dari MITRA, sekarang kegiatan MITRA tidak hanya mengajar di area pesisir pantai, namun juga di lokasi – lokasi yang berbeda di kota Kupang.

Hal ini agar Mobile Library dapat menjangkau lebih banyak anak sebagai sasaran dalam membentuk dan meningkatkan minat membaca dan belajar bahasa Inggris dengan disertai pendampingan oleh komunitas MITRA." kata Dhaja lagi.

"Mobile Library telah menjadi contoh inspirasi dan dukungan berkat hubungan baik yang terjalin antara Australia dan Indonesia baik secara orang per orang maupun secara komunitas." kata Claudya Anastasia Dhaja

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Orangutan di Kebun Binatang Melbourne Ini Pandai Bermain Video Game Xbox

Berita Terkait