Mahasiswa Bergerak Tolak Wacana Presiden 3 Periode, Lihat, Asap Hitam Membubung

Kamis, 07 April 2022 – 22:19 WIB
Sejumlah mahasiswa memblokade pertigaan jalan protokol Andi Pangeran Pettarani dan Sultan Alauddin menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan tiga periode presiden, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (7/4/2022). ANTARA/Darwin Fatir.

jpnn.com, MAKASSAR - Sejumlah mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan, mulai bergerak menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Massa menolak wacana penundaan pemilu karena hal itu bertentangan dengan konstitusi.

BACA JUGA: Mendagri Bantah Acara ini Ajang Deklarasi Presiden 3 Periode

Terlihat, asap hitam membumbung saat mahasiswa menggelar aksinya Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Kamis (7/4).

"Kami menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan tiga periode presiden, termasuk masalah terkini penyelesaian persoalan minyak goreng dan subsidi bahan bakar minyak (BBM)," ujar Jenderal Lapangan Aksi dari Aliansi Rakyat Miskin Kota Sukirman S Doturu.

BACA JUGA: JoMan: Luhut Mundur Dong, Jelas-Jelas Presiden Tidak Suka

Menurutnya, wacana tersebut tidak tepat dan dianggap menyalahi konstitusi negara, bahkan masyarakat bawah tidak setuju dengan wacana tersebut.

Pihaknya pun mendesak Presiden segera mengeluarkan pernyataan tegas soal itu.

BACA JUGA: Wacana Tunda Pemilu Datang dari Elite, Wajar Presiden Ingatkan Para Menteri

"Kami mendesak Presiden Jokowi segera memberikan pernyataan resmi tidak ikut merestui wacana masa jabatan tiga periode serta tetap pada komitmen menjalankan pemilu sesuai jadwal, dan tidak ikut serta mendukung penundaan pemilu," ujarnya menegaskan.

Apabila tidak ada respons dari presiden soal tuntutan ini, kata dia, pihaknya akan kembali turun ke jalan dengan menggelar aksi yang lebih besar, termasuk tuntutan persoalan rakyat lainnya.

Dalam aksi itu demonstran memblokade ruas jalan pertigaan Andi Pangeran Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin hingga menimbulkan kemacetan menjelang buka puasa.

Dari pantauan, dampak dari pemblokiran ruas jalan nasional itu membuat kemacetan tidak terbendung di sepanjang dua ruas jalur tersebut.

Akibatnya, ratusan kendaraan roda empat tidak bisa bergerak.

Aparat kepolisian kemudian mengambil langkah tegas membubarkan aksi dengan memukul mundur mahasiswa untuk mengurai kumpulan orang di jalan setempat.

Beberapa mahasiswa sempat dipukuli aparat, tetapi tidak ditahan.

"Ada enam elemen yang bergabung berdemo di pertigaan Pettarani-Alauddin."

"Kami sudah kasih kesempatan sejak pukul 04.00 WITA sore.Tutup setengah jalan dan bakar ban saya juga sudah kasih," kata Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Darminto di lokasi.

"Diminta bubar karena ada yang paksa mau pecahkan kaca mobil. Saya harus dorong agar bubar. Itu sudah persuasif sesuai prosedur, tidak ada yang luka, tidak ada korban," katanya.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler