Mahasiswa Geruduk Kedutaan Jepang, Protes Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut Pasifik

Selasa, 31 Oktober 2023 – 08:00 WIB
Gerakan Aktivis Mahasiswa berunjuk rasa di depan kedutaan Jepang untuk Indonesia di Jakarta, pada Senin (30/10) merespons Pembuangan air limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima di Jepang. Foto: Dok GAM

jpnn.com, JAKARTA - Sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) menggelar aksi unjuk rasa di depan kedutaan Jepang untuk Indonesia di Jakarta, pada Senin (30/10).

Massa memprotes pembuangan air limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima di Jepang.

BACA JUGA: Limbah Nuklir Jepang Bikin Panik, Ini Kata Badan Atom Dunia

Sekitar 50 masa aksi berkumpul di luar Kedutaan Besar Jepang sembari membawa poster bertuliskan 'Laut bukan tempat sampah Jepang' dan 'Kami menentang pembuangan air limbah'.

Dalam aksi Demokrasi itu masa yang tergabung dalam GAM berusaha memasuki kantor kedutaan sekitar pukul 13.00 waktu setempat, sembari meneriakkan slogan-slogan yang mengecam pembuangan air radioaktif.

BACA JUGA: Jepang Berencana Membuang Limbah Nuklir ke Laut, Andi Akmal DPR Merespons, Simak

Aksi damai ini sebagai bentuk protes GAM terhadap tindakan pembuangan air limbah PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik oleh Jepang.

Para peserta demo itu menyampaikan sejumlah tuntutan mereka. Berikut rinciannya:

BACA JUGA: Mahasiswa Kecam Rencana Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Pertama, mendesak Kedutaan Jepang segera mengintruksikan kepada pemerintah Jepang untuk membantalkan pelaksanaan pelepasan air olahan yang terkena radiasi.

Kedua, meminta pemerintah Indonesia untuk segera mendesak pemerintah Jepang menyikapi masalah pelepasan air limbah radioaktif ke Samudra pasifik.

Ketiga, menolak seluruh barang produksi milik Jepang yang tercemar dan masuk ke Indonesia.

Selain itu, Gerakan Aktivis Mahasiswa juga mengkritik tindakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memberikan dukungan terhadap rencana pelepasan air radioaktif Jepang.

"IAEA gagal menyelidiki pengoperasian ALPS, dan mengabaikan sepenuhnya puing-puing bahan bakar radioaktif tinggi yang mencair dan terus mencemari air tanah setiap hari dengan volume hampir 1.000 meter kubik setiap sepuluh hari," ujar koordinator aksi.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler