Mahasiswa Menantang Budiman dan Adian Berdebat Terbuka, Pengamat: Boleh Saja

Selasa, 22 Agustus 2023 – 23:04 WIB
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid (tengah). Foto: ANTARA/Anita Permata Dewi

jpnn.com, JAKARTA - Media sosial diramaikan dengan seruan dari kelompok yang mengatasnamakan Mahasiswa Indonesia.

Mereka menantang aktivis 98, Adian Napitupulu dan Budiman Sudjatmiko untuk melakukan debat secara terbuka terkait siapa dalang penculikan aktivis 98.

BACA JUGA: Bela Budiman Sudjatmiko, Ketum Prabu Sebut Hasto Reaksioner

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid menilai seruan terkait perdebatan tersebut tentu boleh saja dilakukan. Salah satu tujuannya adalah untuk mencari titik terang soal aktor di balik penculikan 98.

“Perdebatan semacam itu boleh saja dilakukan untuk menjadi forum pencerahan publik,” kata Usman Hamid kepada wartawan, Selasa (22/8).

BACA JUGA: Budiman Sudjatmiko Bakal Hadir di Kopdarnas PSI, Sinyal Pindah Partai?

Kendati begitu, Usman tetap yakin bahwa perdebatan bukan merupakan jalan keluar dari kasus dugaan pelanggaran HAM yang sudah terjadi 35 tahun lalu itu.

“Yang lebih penting dari itu bukan diperdebatkan tetapi diselesaikan. Kira-kira begitu,” tegas Usman Hamid.

BACA JUGA: Konon, PDIP Langgar AD/ART Jika Tidak Memecat Budiman Sudjatmiko

Ditengarai undangan debat terbuka ini terjadi karena Budiman belum lama ini memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto maju dalam Pilpres 2024.

Budiman bahkan langsung mendeklarasikan Relawan Prabu (Prabowo-Budiman bersatu).

Usman Hamid tak kaget dengan adanya dukungan dari Budiman ke Prabowo.

Menurut Usman Hamid, Budiman memang sudah sejak lama kagum akan sosok Prabowo Subianto.

“Tidak mengagetkan karena sudah sejak 2009 begitu, hanya belum ganti baju Gerindra saja. Budiman memang sudah suka dengan Prabowo,” ujar Usman Hamid.

Sementara itu, pengamat politik Emrus Sihombing menilai wajar adanya seruan debat terbuka tersebut.

Sebab, keduanya memang sama-sama merupakan aktivis 98 yang melawan pelanggaran HAM dan berasal dari PDI Perjuangan.

“Sangat wajar (debat terbuka), Budiman dan Adian sama-sama tokoh pada saat itu. Sementara Budiman menyeberang dan mendukung Prabowo yang sejak dulu berseberangan dengan keduanya. Bahkan melalui pasukan mawarnya kan dikejar mereka,” terangnya.

Emrus menilai seruan debat dari para mahasiswa Indonesia tersebut juga merupakan bentuk kekecewaan imbas adanya sikap inkonsistensi dari Budiman terkait perjuangan mahasiswa, khususnya angkatan 98.

“Jadi, pemicunya adalah ketika Budiman Sudjatmiko menyeberang dengan mendukung Prabowo yang sejak dulu dilawan oleh teman-teman pergerakan. Jadi, Budiman sebagai triger. Karena dia tidak konsisten dalam perjuangannya,” ujar Emrus.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler