Mahasiswa Otak Kerusuhan Harus Di-DO!

Rabu, 04 Agustus 2010 – 09:58 WIB

KENDARI -- Dalam satu pekan terakhir tercatat terjadi empat kali kerusuhan di kampus Universitas HaluoleoDisinyalir, konflik lanjutan ini sebagai dampak dari ketidaktegasan aparat kepolisian dalam menangani kerusuhan 17 Juni 2010

BACA JUGA: Tak Dibatasi Jumlah PTS jadi PTN

Aparat keamanan hanya menangkap satu orang pelaku, itu pun menurut sejumlah kalangan, bukan otak perusuh.

Anggota dewan pun geram
Para wakil rakyat mendesak agar aparat kepolisian, rektorat, dan Pemkot Kendari, bisa bersikap tegas agar kejadian tahunan di kampus terbesar di Kendari itu tak terulang di tahun-tahun mendatang

BACA JUGA: Cepat Tepat untuk SMP Terbuka



"Kami mendesak agar konflik di Unhalu dilakukan penanganan secara serius
Kepolisian harus bertindak lebih tegas, terhadap siapa pun yang diidentifikasi bersalah dan memiliki bukti yang kuat

BACA JUGA: Belum Butuh Sekolah Khusus Matematika

Polisi baiknya melakukan penangkapan dan beri ganjaran setimpal," cetus La Pili SPd, Wakil Ketua DPRD Sultra, kemarinPihak Rektorat Unhalu juga disesak untuk memberlakukan sanksi yang tegas, bila ada mahasiswa yang terbukti menjadi aktor konflik.

La Pili, yang juga alumni Unhalu itu khawatir, kerusuhan kampus akan terus terulang, dari generasi ke generasi berikutnyaDampaknya, bukan saja merusak citra Unhalu tapi juga berimbas rusaknya citra Sultra"Akademisi itu harus jadi panutan, bisa memberi teladan yang baik bagi masyarakat Sultra," urainya.

Agar penanganan konflik efektif, dia menyarankan agar penanganan melibatkan Pemkot Kendari sebagai pemilik wilayah, Unhalu dan KepolisianBila perlu, untuk penanganan konflik dituangkan dalam bentuk MoUBagi siapa saja pelakunya, entah warga sekitar kampus atau mahasiswa"Ada bukti yang menguatkan, tangkap dan beri hukum yang setimpal," tegasnya

Mantan cabup Muna itu mengatakan, dewan siap menfasilitasi penyelesaian konflik di UnhaluNamun idealnya, Pemkot Kendari, Unhalu dan Kepolisian, membicarakan bersama penanganannya

Hal yang sama di katakan anggota DPRD Sultra, Rusman EmbaDikatakan, konflik di kampus Unhalu, tidak bisa ditangani dengan cara menghimbau sajaBaik itu dari pihak Kepolisian maupun civitas akademikMesti ada langkah-langkah penyelesaian, penyelesaiannya harus akademis juga"Saya paham, mahasiswa penuh dengan dinamikaNamun apapun alasannya, konflik disertai kekerasan, tidak dibenarkan dimanapun," cetusnya.

Menurut calon Ketua DPRD Sultra itu,  civitas akademik, tokoh mahasiswa, mantan tokoh mahasiswa, Kepolisian dan masyarakat sekitar kampus, untuk mendudukan masalah ini bersama-samaKeterlibatan warga sekitar kampus penting, karena bisa saja konflik dipicu dari luar"Dudukkan permasalahannya, gali latar belakang penyebabnya dan putuskan bersama penyelesaiannyaKita selesaikan dengan bijaksana," sarannya.

Rusman juga menegaskan, dewan siap membantu menfasilitasi untuk mencari solusi, agar konflik di kampus tidak terjadi terus menerus"Kita bisa saja memediasi, bila itu diperlukan," katanyaIa hanya berharap, agar konflik di Unhalu tidak terjadi lagi.  

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Sultra, Yaudu Salam Ajo, polisi harus tegas, yang juga harus diikuti dengan ketegasan dari pihak rektorat"Misal memberi sanksi DO bagi mahasiswa pembuat onarJika tidak ada ketegasan, konflik akan terus berulang," tukasnya(awn/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awasi Bantuan Siswa Miskin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler