Mahasiswa Timor Leste Bentrok, Dua Tewas

Delapan Pelaku Kabur, Polisi Terus Kejar

Kamis, 10 Oktober 2013 – 14:50 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Perkelahian sesama mahasiswa Timor Leste yang sedang belajar di Surabaya terjadi Rabu dini hari (9/10). Dua orang tewas dan delapan pelaku masih diburu polisi.

Korban tewas bernama Ismenio Boy Algeria Ga Da Silva, 24 (biasa dipanggil Boy), yang indekos di Jalan Klampis Semalang I. Dia tewas dengan luka tusuk dan sayatan pada wajah sebelah kiri. Mahasiswa semester 7 Jurusan Sistem Informasi Universitas Narotama itu tergeletak di pinggir Jalan Klampis Semalang II, setelah dikeroyok para pelaku.

BACA JUGA: Tak Cukup Bukti, Teman Tompel Dipulangkan

Seorang korban lagi bernama Uvaldo Dos Anjos, 22, teman satu kos Boy. Dia meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Uvaldo dikabarkan menderita luka tusuk pada perut dan dada.

Uvaldo adalah mahasiswa semester 1 Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS). Uvaldo dan Boy berasal dari daerah yang sama, yakni Bairo Pite, Dom Aleixo, Dili, Timor Leste. Mereka berdua masih saudara sepupu.

BACA JUGA: AL dan S Ditetapkan Tersangka Pembunuh Holly

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, rangkaian perkelahian tersebut dimulai pada Selasa (8/10) sekitar pukul 19.00. Saat itu terjadi keributan antara Uvaldo dan Aldino. Mereka cekcok mulut. Persoalan yang menjadi bahan cekcok belum diketahui pasti.

Yang jelas, adu mulut tersebut tak sampai membesar pada saat itu. Warga yang mengetahui ada keributan langsung datang dan melerai. Mereka pun tak sampai melanjutkan cekcok tersebut menjadi adu fisik. Meski, pada saat cekcok itu Aldino disebut-sebut sedang membawa senjata tajam.

BACA JUGA: Gagal Berangkat Haji, Lapor Polisi

Nah, diduga karena masih penasaran, Aldino kembali mendatangi gang tersebut sekitar pukul 00.20 kemarin (9/10). Tapi, kali ini dia mengajak tujuh teman.

Jose Martins Ximenes, salah seorang saksi, mengaku melihat sekitar tujuh hingga delapan orang di Jalan Klampis Semalang I. "Mereka semua membawa pedang dan samurai," ujar Jose yang mengaku sebagai ketua Persatuan Mahasiswa Timor Leste di wilayah Klampis, Surabaya. Di kawasan Klampis terdapat sekitar 200 mahasiswa asal Timor Leste yang sedang menimba ilmu di beberapa kampus sekitar.

Jose mengatakan, pada saat kejadian, dirinya berada tak jauh dari lokasi. Setelah kedatangan kelompok Aldino itu, Uvaldo dan Boy berteriak menyebutkan nama salah satu perguruan bela diri. Bahkan, Jose sempat mengira perkelahian itu merupakan perseteruan dua perguruan bela diri yang diikuti Aldino pada satu sisi serta Boy dan Uvaldo di sisi lain. "Yang jelas, mereka menyebutkan nama kelompok bela diri tertentu," ujarnya.

Jose mengaku mengetahui wajah beberapa pemuda yang berkelahi tersebut. Peristiwa itu berlangsung sangat cepat. Kelompok Aldino mengejar Boy dan Uvaldo dari gang I menuju gang II. Tak begitu lama, dia melihat Uvaldo yang kembali dari gang I menuju gang II dalam kondisi bersimbah darah. "Saya menolongnya dan teman-teman membawa dia ke rumah sakit," tuturnya.

Seorang warga yang tidak mau disebut namanya menambahkan, dirinya melihat kejadian itu persis di depan rumahnya. Tapi, dia hanya melihat dari balik jendela. Yang masih terekam dalam ingatannya, para pemuda tersebut mengeroyok seorang pemuda hingga tersungkur dan tak bergerak lagi. "Saya ndak berani keluar, hanya menlihat dari dalam rumah," ujar pria tersebut.

Dia menyebutkan, kejadian mencekam itu hanya berlangsung tak lebih dari lima menit. Setelah perkelahian selesai, dia melihat para pemuda yang menyerang berlarian ke arah selatan dan utara. Lantas dia melihat kondisi korban bernama Boy yang telah tewas di lokasi kejadian dengan kondisi mulut sobek karena sabetan senjata tajam. "Tak jauh dari lokasi itu, ada gagang senjata tajam yang tertinggal," tuturnya.

Anigia Rosa Maria, 22, adik kandung Boy, mengungkapkan, beberapa jam sebelum kejadian, dirinya menerima pesan pendek dari kakaknya. Dalam SMS itu, Boy mengatakan hendak ke tempat Uvaldo. "Malam itu katanya Uvaldo sedang masak," ujar Rosa yang satu angkatan dan satu jurusan dengan Boy di Universitas Narotama.

Menurut Rosa, pada Selasa sore, dirinya bersama kakaknya masih sempat mengikuti kursus komputer bersama. Kursus itu berlangsung pukul 18.00-21.00. "Kakak tak pernah cerita kalau punya musuh. Dia itu orangnya baik. Suka main futsal," ungkap Rosa.

Kasus kematian dua mahasiswa asal Timor Leste tersebut kini ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya. Polisi yang datang ke lokasi menemukan sejumlah barang bukti dari perkelahian itu. Mulai pedang hingga ruyung.

Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta menuturkan, anggotanya telah disebar untuk mencari para pelaku yang diduga terlibat dalam kejadian itu. Namun, hingga kemarin sore, polisi belum bisa menangkap mereka. "Kami sudah mengantongi identitas para pelaku. Saat ini anggota masih melakukan pengejaran," ujarnya.

Polisi, kata dia, terus menyelidiki motif perkelahian tersebut. Sejumlah saksi yang dimintai keterangan menyebutkan ada unsur salah paham. (jun/mas/nw)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begal Marak, Kapolres Perintahkan Tembak di Tempat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler