jpnn.com, JAKARTA - Menkopolhukam Mahfud MD mengisyaratkan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan menuruti permintaan tebusan dari kelompok Abu Sayyaf yang menyandera tiga WNI berprofesi nelayan, di Filipina.
Mahfud MD menegaskan bahwa pemerintah tidak akan kalah dengan perampok.
BACA JUGA: Panglima TNI Diminta Siagakan Pasukan Serang Abu Sayyaf
"Ya kan minta tebusan, berapa sekarang? Minta tebusannya Rp 8,3 miliar kan. Tetapi kalau kita menuruti tebusan terus, masa kalah sama perampok," ucap Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/12).
Saat ini, kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, upaya negosiasi terus dilakukan meskipun kelompok Abu Sayyaf masih menutup diri untuk perundingan. Di sisi lain, koordinasi dengan otoritas di Filipina juga dijalin.
BACA JUGA: Culik Tiga WNI, Kelompok Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp 8 Miliar
"Sedang jalan nego-negonya untuk melakukan langkah-langkah penyelematan dan pembebasan tanpa mengorbankan satu jiwa pun baik dari pihak penyandera maupun tersandera," tegas Mahfud.
Penyanderaan nelayan Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf bukan kali ini saja terjadi.
BACA JUGA: Info Terbaru dari Polisi Soal Pelaku Pembunuhan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unib
Mahfud mengatakan segala upaya akan ditempuh pemerintah untuk menyelematkan ketika nelayan yang sekarang masih ditawan. Namun tidak dengan tebusan.
Ketiganya nelayan yang disangera kelompok Abu Sayyaf itu diketahui bernama Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27), dan seorang kru kapal Samiun Maneu (27). (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam