Mahfud MD: Pancasila Mukjizat Bagi Indonesia

Sabtu, 10 Juni 2017 – 02:05 WIB
Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Mahfud MD saat ceramah bertema "Pesan Damai Ramadan-Bhineka Tunggal Ika Rumah Kita" di acara buka puasa bersama di DPN Peradi, Jumat (9/6). Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Mahfud MD mengatakan, Pancasila merupakan mukjizat dari Tuhan yang diberikan kepada bangsa Indonesia untuk mempersatukan aneka keragaman.

"Indonesia diberi mukjizat oleh Tuhan yakni Pancasila," kata Mahfud saat memberikan ceramah bertema "Pesan Damai Ramadan-Bhineka Tunggal Ika Rumah Kita" di acara buka puasa bersama di DPN Peradi, Jumat (9/6), di Jakarta.

BACA JUGA: Membangun Kesadaran Pentingnya Pancasila Lewat Dialog

Mahfud menambahkan, dari Pancasila itu kemudian terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kita punya Pancasila yang bisa mempersatukan kita karena Pancasila itu merupakan produk pemikiran antara negara dan agama," ujarnya.

Mahfud mengatakan, bangsa lain mengaku heran kenapa Indonesia yang mempunyai banyak perbedaan atau keberagaman, tetap bisa bersatu. Misalnya Indonesia memiliki 1.360 suku bangsa, 726 bahasa daerah atau lokal, dan 17.504 pulau. "Sehingga apa kuncinya bisa bersatu?" ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

BACA JUGA: UKP-PIP Targetkan Pancasila Menjadi Lifestyle

Anggota Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasil (UKPPIP) itu mengaku, pernah menyampaikan jawabannya saat diundang untuk pidato tentang kebinekaan di American University of Bairut, Lebanon, beberapa waktu lalu. "Kami punya Pancasila yang bisa mempersatukan kami, karena Pancasila itu merupakan produk pemikiran antara negara dan agama," ujarnya.

Dia menambahkan, para pendiri bangsa mau berkompromi. Umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk negeri ini, tidak menginginkan Indonesia menjadi negara Islam.

BACA JUGA: Please, Jangan Ada Lagi Amnesia Pancasila

"Negara agama itu artinya satu negara yang didasarkan pada satu agama tertentu sebagai agama resmi negara. Kita tidak boleh begitu karena di Indonesia penganut agama itu banyak," ungkapnya.

Menurut Mahfud lagu, para pendiri bangsa Indonesia juga tidak memperbolehkan negara ini hampa seperti negara sekuler dan lainnya.

Negara ini harus diinspirasi dan didorong oleh napas-napas keagamaan. Sehingga ada akhlak yang hidup di pemerintahan berdasarkan ajaran agama-agama yang ada di Indonesia.

Menurut Mahfud, Indonesia bersatu karena persatuan itu bukan dipaksakan dari elite. Sehingga, dia menegaskan, jika ada pihak yang ingin mengganti ideologi Pancasila misalnya dengan mendirkan khilafah, maka akan dilawan habis-habisan oleh rakyat Indonesia.

"Kebersatuan Indonesia dengan semboyan Bineka Tunggal Ika yang sudah hidup berabad-abad ini tumbuh dari bawah. Tidak bisa kalau akan menggantikan satu paham, maka akan dilawan habis-habisan oleh masyarakat Indonesia sendiri," paparnya.

Ketua Umum DPN Peradi Fauzie Yusuf Hasibuan mengatakan, Pancasila terbukti sebagai perekat bangsa dan rakyat Indonesia. Menurut dia, rakyat Indonesia yang mayoritas memeluk Islam tidak mau mendasarkan NKRI pada satu agama. Indonesia merupakan hamparan kepulauan yang luas didiami oleh ragam etnik dan kepercayaan dari Sabang sampai Merauke. "Ini menyebabkan mucul usulan agar berdirinya Negara Republik Indonesia tidak didasarkan kepada satu agama," ujarnya di kesempatan itu.

Atas keberagaman itu, rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945 memutuskan untuk mengubah sila pertama dari Piagam Jakarta, yakni kata "Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia kemudian menetapkan ideologi negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan mengangkat Presiden RI pertama untuk ditetapkan dalam keputusan.

Memang perdebatan sengit dan panjang saat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah berlalu. Perdebatan itu pulalah menjadi fakta bahwa penetapan Pancasila sebagai dasar negara dimaknai sebagai representasi keberhasilan rakyat Indonesia melewati periode perdebatan para tokoh-tokoh yang awalnya tidak setuju dengan perubahan dan akhirnya bertoleransi menerima perubahan.

"Periode perdebatan panjang telah berakhir, sebuah kenyataan sejarah telah menunjukkan bahwa tokoh-tokoh Islam dan umat Islam telah legowo menerima perubahan, memaknai fakta toleransi kepada umat non-muslim, sehingga Pancasila pun dijadikan landasan serta perekat bangsa dan NKRI," ujar Fauzie.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR: Setop Merasa Paling Pancasila


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pancasila   Mahfud MD   Peradi  

Terpopuler