jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah mencari jalan untuk mengatasi persoalan pengungsi Rohingya yang makin banyak masuk Tanah Air melalui pesisir Aceh.
Hingga saat ini pemerintah masih berupaya mencari lokasi pengungsian.
BACA JUGA: Soal Pengungsi Rohingya di Aceh, Ganjar Optimistis Mahfud MD Mampu Menanganinya
Namun, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md memastikan Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau tidak akan menjadi tempat pengungsi Rohingya.
"Ndak (pengungsi Rohingya di pulau Galang), justru jangan sampai seperti Pulau Galang," kata Mahfud seusai menggelar rapat membahas pengungsi Rohingya di Kantor Kemenpolhukam, Jakarta Pusat, Rabu.
BACA JUGA: Sopir Truk Pengangkut Imigran Rohingya jadi Tersangka
Mahfud tidak menjelaskan secara rinci alasan menolak Pulau Galang sebagai lokasi pengungsian warga Rohingya.
Hingga saat ini Mahfud beserta jajarannya masih berupaya mencari lokasi pengungsian di tempat lain.
BACA JUGA: 2 Terduga Penyelundup Imigran Rohingya Ditangkap Polisi
Salah satu upayanya yakni meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk berkomunikasi dengan pemerintah Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Riau untuk membahas lokasi baru tersebut.
"Forkopimda tiga provinsi, Aceh Sumatra Utara dan Riau akan dikoordinir oleh Menteri Dalam Negeri untuk membicarakan itu," kata Mahfud.
Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Riau.
"Penempatannya di mana? Dulu kita punya Pulau Galang, nanti kita bicarakan lagi apa akan seperti itu," kata Ma'ruf Amin usai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Peresmian Universitas Indonesia Industrial Government (I-GOV) Ke-3 Tahun 2023 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (5/12).
Ia mengatakan kedatangan pengungsi Rohingya yang saat ini mendapatkan penolakan dari masyarakat di Aceh, Riau, dan Medan merupakan permasalahan kemanusiaan yang harus ditanggulangi bersama antar-pemangku kepentingan.
"Selama ini kan tidak mungkin kita menolak, tetapi juga tentu mengantisipasi jangan sampai ada penolakan dari masyarakat, juga bagaimana supaya mengantisipasi jangan sampai terus semuanya lari ke Indonesia, itu jadi beban," katanya.
Ma'ruf yang baru kembali ke Indonesia dari kunjungan kerja ke Yunani pada pekan lalu, menyebut kehadiran pengungsi Rohingya juga menjadi masalah serupa di sejumlah negara.
"Sebenarnya bukan hanya ke sini, kemarin saat berkunjung ke Yunani. Yunani menghadapi juga situasi serupa, ke Eropa itu masuk ke Yunani juga. Mereka seperti kita menghadapi kesulitan, tapi bagaimanapun juga ini masalah kemanusiaan yang harus ditanggulangi," katanya.
Dalam pernyataannya, UNHCR menghitung ada 3.705 orang Rohingya yang melakukan perjalanan laut sepanjang tahun 2022, yang merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2015.
Kemenkopolhukam RI melaporkan sebanyak 1.487 pengungsi etnis minoritas dari Myanmar itu berkumpul di Indonesia per Senin (4/12).(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean